Jakarta, Suarabersama.com – Kejaksaan Agung (Kejagung) saat ini tengah berfokus dalam upaya pengumpulan bukti guna membuktikan dugaan keterlibatan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, dalam perkara korupsi terkait pengadaan sistem Chromebook di lingkungan Kemendikbudristek. Tim penyidik juga terus mendalami kemungkinan keterlibatan pihak-pihak lainnya.
“Biarkan penyidik mendalami untuk mengungkap semua fakta hukum dan pihak-pihak yang terlibat nantinya, dan biarkan nanti untuk memastikan kebenaran meteril di pengadilan,” ujar Kapuspenkum Kejagung Anang Supriatna dalam keterangan tertulis pada Senin, 8 September 2025.
Pihak Kejagung memilih untuk tidak memberikan tanggapan atas berbagai pernyataan dari tim kuasa hukum Nadiem, termasuk klaim bahwa tidak ada uang suap yang mengalir ke eks Mendikbudristek tersebut.
“Biarkan saja berjalan sesuai ketentuan, dan kita menghormati asas praduga tak bersalah kepada yang bersangkutan,” tambah Anang.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung secara resmi menetapkan Nadiem Anwar Makarim (NAM) sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana korupsi dalam pengadaan sistem Chromebook di Kemendikbudristek. Proses hukum dilanjutkan dengan penahanan terhadap Nadiem selama 20 hari ke depan.
“Untuk kepentingan penyidikan, tersangka NAM akan dilakukan penahanan di rutan selama 20 hari ke depan, sejak hari ini tanggal 4 September 2025,” ungkap Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Nurcahyo Jungkung, dalam konferensi pers di Kantor Kejagung, Jakarta Selatan, Kamis, 4 September 2025.
Dalam proses penyidikan, tim Kejagung telah memeriksa sebanyak 120 saksi serta empat orang ahli sebelum menetapkan Nadiem sebagai tersangka. Durasi penahanan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan proses hukum.
“(Penahanan) bertempat di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan,” terang Nurcahyo. (*)
