Suara Bersama

BI Pangkas Bunga Acuan Jadi 6%

Jakarta, Suarabersama.com – Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI rate pada bulan September 2024 setelah mempertahankannya sejak bulan Mei 2024. Penurunan ini sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%, diikuti dengan penurunan suku bunga deposit facility menjadi 5,25% dan suku bunga lending facility menjadi 6,75%.”Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah yaitu 2,5±1%, penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah dan perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers pada Rabu (18/9/2024).

Perry menjelaskan lima alasan di balik keputusan untuk menurunkan BI rate lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya pada kuartal IV-2024. Pertama, arah penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR) semakin jelas dan lebih besar. Menurut analisis BI, FFR diperkirakan akan turun tiga kali tahun ini dan empat kali pada tahun 2025.”Perkiraan kami dengan data terbaru, assesment terbaru, kemungkinan turunnya adalah September, November dan Desember tahun ini masing-masing 25 bps. Untuk tahun depan ada empat kali lagi di kuartal I, kuartal II, kami terus meng-update itu,” tambahnya.

Alasan kedua adalah penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah. Penguatan ini terjadi berkat kejelasan mengenai FFR, konsistensi kebijakan moneter BI, serta meningkatnya aliran masuk modal asing.”Jadi kami sudah menakar probabilitas itu sehingga tidak perlu menunggu FFR (turun), bulan lalu belum ada kejelasan,” ucap Perry.Pertimbangan ketiga berkaitan dengan inflasi yang tetap rendah dan berada dalam sasaran 2,5±1%. BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah melalui gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.”Dengan penurunan suku bunga pun inflasi kami perkirakan tetap terkendali 2,5+-1%,” tuturnya.Melalui penurunan BI Rate ini, Perry menilai bahwa BI dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 4,7-5,5% atau pada titik tengah 5,1%. Ini menjadi pertimbangan keempat.”Selama ini kan kami turut mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kredit pembiayaan, melalui insentif kebijakan likuiditas makroprudensial,” imbuhnya.

Alasan kelima adalah untuk mendorong lebih lanjut penyaluran kredit pembiayaan ke perbankan. Penurunan BI Rate diharapkan dapat disambut oleh perbankan agar lebih aktif dalam menyalurkan kredit.”Tidak hanya perbankan, ini juga mendukung fiskal khususnya untuk pembiayaan fiskal karena yield SBN juga akan turun, akan rendah, sehingga pembiayaan fiskalnya itu juga terdukung,” jelas Perry. Lani Darmawan, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk, menyatakan bahwa penurunan ini merupakan kabar baik bagi industri perbankan. Ia berharap industri perbankan dapat secara bertahap menurunkan suku bunganya.”Kabar baik. Jika BI rate terus cenderung turun, maka secara berangsur harusnya cost of fund juga bisa turun bertahap.

Kami harapkan bank mulai menurunkan sehingga cost of fund bisa turun dan bunga kredit juga bisa berangsur turun,” katanya kepada detikcom.Dia juga berharap pinjaman dari masyarakat dan investasi dapat meningkat seiring dengan bunga kredit yang lebih murah.”Kami berharap akan lebih baik (investasi dan pinjaman) karena jika cost of fund bisa turun maka bunga kredit juga bisa lebih murah sehingga lebih affordable,” lanjutnya.Dalam pandangan Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib, penurunan BI rate adalah kabar baik bagi industri perbankan.”Tentunya perbankan nasional sangat gembira dan menyambut baik keputusan BI menurunkan BI Rate 0,25% menjadi 6,0%. Hal ini menjadi awal yang baik untuk penurunan BI Rate selanjutnya,” ucapnya.

Dia berharap langkah tersebut dapat meningkatkan simpanan masyarakat serta menurunkan biaya yang harus dibayarkan oleh lembaga keuangan atas uang yang digunakan dalam bisnis.”Pada gilirannya penurunan COF ini akan diikuti dengan penurunan suku bunga kredit sehingga bisa meningkatkan iklim berusaha yang lebih baik bagi pengusaha nasional,” jelas dia.

(XLY)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seventeen + nineteen =