Jakarta, Suarabersama.com – Masyarakat perlu cerdas dalam merespons seruan provokasi di media sosial, beredar berbagai platform media sosial ramai dengan ajakan “KONSOLIDASI LINTAS TOKOH DAN ELEMEN MASYARAKAT JELANG 20 OKTOBER 2024.” Acara ini dijadwalkan berlangsung pada hari ini (1/10/2024), di Aljazera Signature Restoran, Jl. Johar No. 8 Kb. Sirih, Kec. Menteng, Jakarta Pusat. Inisiator dari acara ini adalah Faizal Assegaf, seorang politikus, dengan tema yang menyoroti hampir satu dekade di mana elite dan elemen masyarakat terjebak dalam praktik politik yang terkotak-kotak di bawah rezim Jokowi.
Seruan kepada masyarakat untuk bangkit menghadapi ketidakpastian bernegara dan menyoroti “rezim Jokowi” sebagai penyebab dari berbagai masalah. Namun, ini sebenarnya adalah bentuk provokasi yang perlu diwaspadai. Beberapa tokoh tampak sengaja memicu ketidakstabilan politik dan keamanan menjelang pelantikan Presiden Terpilih, dengan mengajak aksi konsolidasi dan mendorong masyarakat untuk turun ke jalan. Ajakan ini tampaknya bukan semata-mata untuk memperjuangkan keadilan, melainkan lebih sebagai strategi untuk menciptakan kekacauan yang dapat mengganggu proses demokrasi dan stabilitas yang telah dibangun.
Penting bagi masyarakat untuk menyadari bahwa seruan semacam ini berpotensi mengacaukan tatanan politik dan sosial negara, menggiring rakyat ke dalam konflik yang justru merugikan mereka. Demonstrasi anarkis yang sering menjadi tujuan tersembunyi dari seruan ini hanya akan memperburuk situasi, merusak infrastruktur, dan menghambat pembangunan yang sedang berlangsung. Pada akhirnya, rakyatlah yang paling merasakan dampak negatif dari tindakan merusak ini, sementara para provokator hanya mengejar kepentingan politik pribadi atau kelompok mereka.
Seruan untuk “bangkit dan berangkulan” yang digaungkan oleh para tokoh ini perlu dianalisis dengan kritis. Retorika keadilan yang mereka sampaikan sering dimanfaatkan untuk memecah belah masyarakat, menciptakan polarisasi, dan menimbulkan keresahan yang tidak perlu.
Semestinya, setiap perbedaan pandangan politik disampaikan melalui jalur konstitusional yang damai, bukan dengan mengobarkan semangat untuk tindakan yang justru merusak ketertiban umum. Provokasi untuk melakukan tindakan anarkis jelas bertentangan dengan prinsip demokrasi yang seharusnya mengedepankan dialog dan penghormatan terhadap hukum.
Masyarakat yang cerdas tidak boleh terjebak dalam agenda politik terselubung yang memanfaatkan emosi publik demi kepentingan sesaat. Ketika stabilitas negara terganggu, kerugian akan dialami tidak hanya oleh pemerintah, tetapi oleh seluruh bangsa. Oleh karena itu, seruan untuk “KONSOLIDASI LINTAS TOKOH DAN ELEMEN MASYARAKAT JELANG 20 OKTOBER 2024” harus ditolak secara tegas.
Stabilitas politik dan sosial adalah fondasi penting bagi tercapainya kesejahteraan bersama, dan setiap bentuk provokasi yang bertujuan merusaknya harus dilawan dengan semangat persatuan dan kesadaran kolektif untuk menjaga perdamaian.
hni



