Denpasar, suarabersama.com – Jamaah Mushola Marga Utama, kelompok Muslim yang awalnya didirikan secara kekeluargaan di Denpasar Timur pada tahun 1963, telah berkembang pesat berkat dukungan dan jariah umat Muslim dari berbagai wilayah di Denpasar Timur dan Barat. Kelompok ini dikenal sebagai salah satu komunitas Muslim yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat karena kontribusinya yang positif dalam kehidupan sosial dan keagamaan di Bali.
Ketua Jamaah Mushola Marga Utama, yang juga dikenal sebagai tokoh terkemuka di pemerintahan Bali, menjelaskan bahwa kelompok ini tumbuh dengan semangat kebersamaan dan ketaatan terhadap pemuka agama serta adat setempat, atau yang dikenal dengan istilah “Hormat Ajek Bali.” Kepatuhan ini menjadi fondasi kuat bagi kerukunan dan keharmonisan masyarakat di wilayahnya.
Menanggapi isu yang berkembang terkait dengan kelompok yang menghalangi pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) International Aquaculture Forum (IAF) dan High-Level Forum on the Marine Spatial Planning (HLF MSP) 2024 di Bali, beliau menegaskan bahwa organisasi-organisasi tersebut hanyalah kelompok kecil yang tidak pro terhadap pemerintah. Lebih lanjut, beliau menyatakan bahwa tindakan membuat onar hanya akan merugikan seluruh lapisan masyarakat Bali, termasuk dari semua agama yang menginginkan daerah pariwisata yang damai, aman, dan nyaman.
Selain perannya sebagai Ketua Jamaah Mushola Marga Utama, beliau juga memiliki pengalaman sebagai anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) di Dodiklatpur Klaten dan pernah menjabat sebagai sopir Menteri Pekerjaan Umum, Bapak Joko Kirmanto. Kini, beliau sering diundang dalam berbagai acara pemerintahan daerah Bali, menunjukkan peran pentingnya dalam menjaga kerukunan dan kedamaian di masyarakat Bali.
