Jakarta, Suarabersama.com – Sheikh Hasina, Perdana Menteri Bangladesh, mengundurkan diri dan terbang keluar dari negara tersebut pada siang hari Senin, 5 Agustus 2024, dengan helikopter. Langkah ini diambil setelah serangkaian kerusuhan yang menewaskan lebih dari 300 orang. Bangladesh kini mempersiapkan pemerintahan sementara.
Pada hari yang sama dengan pengunduran dirinya, Sheikh Hasina tiba di pangkalan Angkatan Udara Hindon dekat Delhi. Dia telah meminta suaka dari Inggris dan meminta saudarinya, Rehana, yang adalah warga negara Inggris, untuk menemaninya.
Di Dhaka, pada hari Senin, Kepala Angkatan Darat Jenderal Waker-Uz-Zaman mengonfirmasi pengunduran diri Sheikh Hasina dalam pidatonya kepada rakyat.
Dia mendesak para pengunjuk rasa untuk menghentikan kerusuhan dan berjanji untuk memenuhi tuntutan mereka serta memberikan keadilan bagi mereka yang telah kehilangan nyawa.
Dia mengungkapkan niatnya untuk berdiskusi dengan presiden mengenai pembentukan pemerintahan sementara dan telah melakukan pembicaraan dengan partai-partai oposisi utama serta anggota masyarakat sipil, namun belum dengan Liga Awami, partai yang dipimpin oleh Hasina.
Kepala Angkatan Darat juga berencana untuk mengadakan pertemuan dengan pemimpin mahasiswa yang terlibat dalam unjuk rasa.
“Saya bertanggung jawab penuh. Jika situasinya membaik, tidak perlu ada keadaan darurat,” ujar Zaman, dikutip dari The Hindu, Senin, 5 Agustus 2024.
“Kami berharap untuk menuju situasi yang lebih baik bersama-sama. Negara ini telah banyak menderita, ekonomi telah terpukul, banyak orang telah terbunuh. Sudah waktunya untuk menghentikan kekerasan,” jelas Jenderal tersebut.
Sebagai bagian dari kampanye ‘Pawai ke Dhaka’ yang menuntut pengunduran diri Hasina, yang dipelopori oleh Students Against Discrimination, ribuan peserta mulai berkumpul di lokasi-lokasi penting di Dhaka pada 5 Agustus, dan menolak perintah jam malam.
Polisi mencoba menghentikan mereka di beberapa lokasi, tetapi tidak bisa menahan mereka lama karena ribuan orang terus bergerak di jalan-jalan.
Sekitar pukul 15.00 sore waktu setempat, para pengunjuk rasa berhasil menerobos barikade polisi, membuka gerbang Gonobhaban, dan memasuki kediaman Perdana Menteri.
Seorang sumber yang memiliki kedekatan dengan Hasina mengatakan bahwa sebelum meninggalkan tempat tinggalnya, Hasina ingin merekam pidato, namun ia tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya.
Ia dan saudara perempuannya diantar dalam iring-iringan mobil dan diberi tahu bahwa kerumunan besar sudah berkumpul di dekat mereka, sehingga mereka tidak boleh membuang waktu untuk pergi.
Kemudian, tim keamanan membawa mereka ke bandara era Perang Dunia Kedua di Old Tejgaon. Dari landasan udara tersebut, ia dan saudara perempuannya naik helikopter Angkatan Udara untuk terbang ke Inggris.
(Hni)