Jakarta, Suarabersama.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan dedikasinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dalam acara Press Conference Kinerja Keuangan BRI Triwulan II 2024 yang diadakan di Jakarta, Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa hingga akhir Juni 2024, BRI telah menyalurkan kredit kepada sektor UMKM sebesar Rp1.095,64 triliun, yang merupakan 81,69 persen dari total kredit yang disalurkan BRI.
“Sebagai salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, kami terus berupaya mendorong penciptaan lapangan kerja, khususnya di sektor UMKM, melalui penyaluran kredit berkualitas,” ujar Sunarso.
Secara rinci, penyaluran kredit BRI kepada sektor UMKM terdiri dari Rp623 triliun untuk segmen mikro, Rp232,3 triliun untuk segmen kecil, Rp198,8 triliun untuk segmen konsumer, dan Rp41,5 triliun untuk segmen menengah. Pemberdayaan UMKM sangat vital karena UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia, mencakup 99 persen dari seluruh unit usaha di negara ini.
Pada tahun 2023, jumlah pelaku usaha UMKM mencapai sekitar 66 juta, dengan kontribusi sebesar 61 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia, atau setara dengan Rp9.580 triliun. UMKM juga berperan signifikan dalam menciptakan lapangan kerja, menyerap sekitar 117 juta tenaga kerja atau 97 persen dari total tenaga kerja di Indonesia.
Secara keseluruhan, BRI berhasil mencatat kinerja yang positif dan berkelanjutan hingga akhir Triwulan II 2024. Dengan pendekatan yang selektif dan hati-hati, BRI mencatat laba sebesar Rp29,90 triliun.
Sunarso menjelaskan bahwa kinerja positif BRI Group ini didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat dua digit. Hingga akhir Triwulan II 2024, penyaluran kredit BRI mencapai Rp1.336,78 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 11,20 persen year on year (yoy).
Pertumbuhan kredit yang signifikan ini juga berdampak pada peningkatan aset BRI. Hingga akhir Juni 2024, aset BRI tumbuh 9,54 persen yoy menjadi Rp1.977,37 triliun. Pertumbuhan kredit yang selektif dan prudent memungkinkan BRI menjaga kualitas kredit yang disalurkan.
“Rasio Loan at Risk (LAR) menunjukkan perbaikan, turun dari 14,94 persen pada akhir Triwulan II 2023 menjadi 12,00 persen pada akhir Triwulan II 2024. Selain itu, rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di kisaran 3,05 persen dengan rasio NPL coverage yang memadai sebesar 211,60 persen,” tutup Sunarso.
Dengan langkah-langkah ini, BRI berharap dapat terus memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan berkontribusi positif bagi pemberdayaan UMKM di Indonesia.
(XLY)



