Jakarta – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan bahwa pemerintah memberikan subsidi sekitar 60 persen untuk layanan kereta api, sehingga masyarakat hanya menanggung sekitar 20 persen dari biaya sebenarnya.
Menurutnya, kebijakan subsidi atau Public Service Obligation (PSO) merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam menyediakan transportasi publik yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Tadi disampaikan oleh Menteri Perhubungan (Dudy Purwagandhi), semua kereta api kita pemerintah subsidi 60 persen, rakyat bayar 20 persen, ya ini kehadiran negara,”kata Prabowo di Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, Selasa (4/11).
Prabowo juga menjelaskan sumber dana subsidi tersebut berasal dari rakyat sendiri, melalui pajak dan kekayaan negara. Ia menekankan bahwa tugas utama pemerintah adalah mengembalikan uang rakyat dalam bentuk pelayanan publik yang bermanfaat.
“Makanya kita harus mencegah semua kebocoran, kita sungguh-sungguh harus hentikan penyelewengan dan korupsi uang rakyat,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo turut menyinggung persoalan utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) yang tengah menjadi sorotan publik. Ia menegaskan telah mempelajari masalah tersebut dan optimistis persoalan tersebut dapat diselesaikan.
“Kemudian enggak usah khawatir apa itu ribut-ribut Whoosh, saya sudah pelajari masalahnya, tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti Whoosh itu semuanya, Indonesia bukan negara sembarangan, kita hitung enggak masalah itu,” ujarnya.
Prabowo meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi isu-isu yang menimbulkan kekhawatiran, serta mengingatkan agar polemik proyek Whoosh tidak dipolitisasi.
“Jangan kita menari di gendang orang, mungkin ada pihak-pihak dari enggak tahu dari mana yang ingin selalu menimbulkan kecemasan rakyat, enggak, tenang-tenang saja,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa transportasi publik seperti Whoosh tidak semestinya diukur hanya dari sisi keuntungan finansial, melainkan dari manfaat dan dampak sosial bagi masyarakat luas.
“Semua public transport di seluruh dunia jangan dihitung untung-untung, rugi, hitung manfaat enggak untuk rakyat, di seluruh dunia begitu, ini namanya public service obligations (PSO),”katanya.
Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) memiliki nilai investasi total sebesar US$7,2 miliar atau sekitar Rp116,54 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.186 per dolar AS). Nilai ini mencakup pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,21 miliar dari investasi awal senilai US$6,05 miliar.
Dari total investasi tersebut, 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB), sedangkan 25 persen sisanya merupakan setoran modal dari konsorsium pemegang saham, yaitu PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebesar 60 persen, dan Beijing Yawan HSR Co Ltd sebesar 40 persen. (*)



