Jakarta, Suarabersama. com – PT Pertamina (Persero) menargetkan proyek kilang minyak terbesar di Indonesia, Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dapat mulai beroperasi pada November 2025. Proyek strategis ini memiliki kapasitas sebesar 360 ribu barel per hari, namun sempat mengalami keterlambatan progres pembangunan. Untuk mengejar target, Pertamina kini mempercepat penyelesaiannya.
“Target untuk penyelesaian RDMP Balikpapan kami usahakan akan mulai start pada 10 November 2025 dan diharapkan pada 17 November 2025 sudah beroperasi,” kata Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius, dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Kamis (11/9), di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Simon menjelaskan bahwa kilang ini tidak akan langsung berproduksi secara penuh, melainkan secara bertahap.
“Bisa beroperasi dengan kapasitas yang minimal,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, memaparkan bahwa pihaknya terus mengoptimalkan produksi di sektor hulu guna mendukung target yang telah ditetapkan dalam roadmap perusahaan.
“Di periode 2025 hingga 2029, Pertamina menargetkan untuk meningkatkan produksi minyak dari 560 ribu barel per hari menjadi 914 ribu barel per hari di 2029,” ungkap Oki di rapat yang sama.
Tak hanya minyak, produksi gas alam juga menjadi fokus. Pertamina berambisi meningkatkan produksi gas dari 2.700 MMSCFD menjadi 3.470 MMSCFD pada 2029.
Untuk memperkuat ketahanan energi nasional, khususnya sektor BBM, Pertamina akan mendorong peningkatan intake kilang dari 315 juta barel di 2025 menjadi 382 juta barel pada 2029.
“Kemudian, juga untuk melayani masyarakat, untuk BBM, kami menargetkan peningkatan penjualan BBM dari saat ini 72 juta kiloliter menjadi 90 juta kiloliter di 2029,” pungkas Oki.
Dengan beroperasinya RDMP Balikpapan dan roadmap produksi yang agresif, Pertamina berharap dapat memperkuat pasokan energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor BBM. (*)
