Jakarta, Suarabersama.com – Kejaksaan Agung (Kejagung) terus mendalami kasus dugaan korupsi dalam proyek pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang berlangsung pada periode 2019 hingga 2022, dengan nilai anggaran mencapai Rp 9,9 triliun.
Terbaru, Kejagung telah memeriksa Fiona Handayani (FH), mantan Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Isu-Isu Strategis pada era Menteri Nadiem Makarim. Pemeriksaan dilakukan pada Senin (9/6) sebagai bagian dari penyelidikan untuk mengungkap keterlibatan berbagai pihak dalam proses pengadaan perangkat teknologi tersebut.
“FH diperiksa terkait perannya dalam tim teknologi serta sejauh mana keterlibatannya dalam pengambilan keputusan teknis proyek Chromebook, meskipun secara struktural ia menjabat sebagai staf khusus,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, Selasa (10/6).
Harli menjelaskan bahwa penyidik tengah mendalami isi barang bukti elektronik yang mengaitkan FH dengan proses pengadaan tersebut. “Penyidik terus menggali bagaimana peran yang bersangkutan, karena dalam kapasitas sebagai stafsus, ternyata ada dugaan bahwa yang bersangkutan turut memberi masukan terkait pengadaan,” tambahnya.
Selain FH, dua mantan stafsus Mendikbudristek lainnya berinisial JT dan I juga dijadwalkan menjalani pemeriksaan. Keduanya akan dimintai keterangan secara berturut-turut pada Selasa (10/6) dan Rabu (11/6).
Penyelidikan Kejagung ini merupakan bagian dari upaya untuk menelusuri potensi penyimpangan dalam proyek pengadaan laptop berskala nasional tersebut. Proyek ini awalnya ditujukan untuk mendukung digitalisasi pendidikan, namun diduga menyimpan sejumlah kejanggalan dalam proses pelaksanaannya.
Hingga kini, Kejagung belum menetapkan tersangka, namun penyidikan terus dilakukan secara intensif dengan memeriksa berbagai pihak yang dianggap memiliki informasi kunci, termasuk mantan pejabat, staf khusus, serta pihak swasta yang terlibat dalam pengadaan.
(HP)
