Jakarta, Suarabersama – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melalui anak perusahaannya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), telah memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Izin ekspor ini diberikan berdasarkan rekomendasi dari Surat Persetujuan Ekspor (SPE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ini merupakan langkah penting bagi AMNT untuk melanjutkan operasional dan ekspansi bisnisnya.
Adapun kuota ekspor konsentrat tembaga yang diberikan adalah sebanyak 587.330 wet metrik ton (wmt) atau setara dengan 534.000 dry metrik ton (dmt), yang berlaku hingga 31 Desember 2024. Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau, menyatakan bahwa kuota tersebut sudah sesuai dengan pengajuan yang disampaikan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024.
Dalam pernyataannya, Rachmat Makkasau mengatakan, “Kami sangat menghargai dukungan pemerintah sehingga AMNT dapat kembali melakukan ekspor konsentrat tembaga. Izin ekspor ini akan memperkuat kondisi keuangan perusahaan yang saat ini sedang mengeluarkan belanja modal yang signifikan untuk berbagai proyek ekspansi guna mendukung operasional smelter. Kami yakin bahwa dukungan ini akan membawa manfaat besar bagi perusahaan dan juga bagi perekonomian nasional.”
Pemberian izin ekspor ini merupakan bukti bahwa kemajuan proyek smelter tembaga yang dibangun oleh PT Amman Mineral Industri (AMIN) berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan hasil verifikasi dari pihak ketiga independen, proyek smelter tembaga telah mencapai tahap penyelesaian mekanis (mechanical completion) pada tanggal 31 Mei 2024. Kemajuan proyek ini mencapai 95,5%, menunjukkan bahwa smelter hampir siap untuk beroperasi penuh.
Proses komisioning untuk fasilitas utama smelter akan segera dimulai setelah tahap penyelesaian mekanis ini. Sementara itu, produksi katoda tembaga pertama ditargetkan akan dimulai pada kuartal IV tahun 2024. Ini akan menjadi tonggak penting bagi AMNT dan AMIN dalam upaya mereka untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pasar mereka.
Fasilitas smelter tembaga yang dibangun oleh AMIN memiliki total kapasitas input hingga 900 kiloton per tahun (ktpa) konsentrat tembaga yang berasal dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa depan. Produk akhir dari proses pemurnian ini akan berupa katoda tembaga dengan kapasitas produksi mencapai 222 ktpa. Selain itu, smelter ini juga akan menghasilkan sekitar 18 ton emas, 55 ton perak, dan sekitar 830.000 ton asam sulfat per tahun. Produk-produk ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan akan memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan perusahaan.
Proyek smelter ini tidak hanya penting bagi AMNT dan AMIN, tetapi juga bagi Indonesia secara keseluruhan. Dengan adanya smelter ini, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri pertambangan dan meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendukung upaya AMNT dan AMIN dalam mengembangkan proyek smelter ini. Dukungan ini mencakup pemberian izin ekspor, penyediaan infrastruktur, serta berbagai insentif yang diperlukan untuk memastikan keberhasilan proyek ini.
Dengan adanya izin ekspor ini, AMNT dan AMIN dapat melanjutkan rencana ekspansi mereka dan memperkuat posisi mereka sebagai pemain utama di industri pertambangan tembaga. Keberhasilan proyek smelter ini diharapkan akan membuka peluang baru bagi pertumbuhan bisnis dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global.
Kesimpulannya, izin ekspor konsentrat tembaga yang diperoleh oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) adalah langkah penting dalam mendukung rencana ekspansi dan pengembangan bisnis perusahaan. Dengan dukungan pemerintah, AMNT dan AMIN akan terus berusaha untuk mencapai target mereka dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional. Proyek smelter tembaga ini menjadi bukti nyata dari komitmen perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia dan memperkuat industri pertambangan nasional.