Suara Bersama

Aspirasi Mahasiswa Menggema di Parlemen: “Dewan Harus Dengarkan Kami”

Jakarta, Suarabrrsama.com – Sejumlah perwakilan organisasi mahasiswa, baik dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) universitas maupun organisasi mahasiswa lainnya, menyuarakan berbagai aspirasi kepada para Pimpinan DPR RI ketika diizinkan masuk ke kompleks parlemen di Jakarta pada hari Rabu.

Organisasi-organisasi yang hadir meliputi BEM Universitas Indonesia, BEM Universitas Trisakti, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), serta Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Perwakilan dari masing-masing kelompok tersebut menyampaikan tuntutannya langsung kepada Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Saan Mustopa, dan Cucun Ahmad Syamsurizal.

“Saya berharap kita ingat kembali amanat rakyat agar betul-betul bisa kita perjuangkan,”kata Ketua BEM Universitas Indonesia Agus Setiawan saat menyampaikan tuntutannya.

Pertemuan itu berlangsung di Ruang Abdul Muis yang terletak di Gedung Nusantara atau dikenal juga sebagai “gedung kura-kura”. Secara bergiliran, para perwakilan organisasi tersebut naik ke mimbar untuk berbicara di hadapan Dasco, Saan, dan Cucun.

Beragam tuntutan diutarakan oleh masing-masing perwakilan mahasiswa, termasuk penekanan bahwa saat ini terdapat 17+8 tuntutan rakyat yang telah ramai dibicarakan melalui berbagai kanal media sosial.

Salah satu poin utama yang disuarakan adalah dorongan agar pemerintah segera membentuk tim investigasi guna menyelidiki kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu. Mahasiswa berharap gerakan mereka tetap dapat berlangsung tanpa adanya kekhawatiran akan gangguan dari pihak-pihak perusuh.

Agus menegaskan pentingnya tim tersebut untuk mengungkap siapa dalang dari kerusuhan itu, agar pernyataan Presiden Prabowo Subianto terkait gerakan makar bisa dibuktikan. Jika tidak, menurutnya, hal itu dapat mencederai gerakan mahasiswa.

Selain itu, seluruh organisasi mahasiswa yang hadir juga sepakat untuk mendorong DPR segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset. Mereka juga menuntut agar aparat yang bertindak represif terhadap massa aksi mendapatkan tindakan tegas.

Perwakilan dari BEM Universitas Trisakti, Jili Colin, menyampaikan bahwa mahasiswa, sebagai kaum intelektual, tidak mungkin bertindak secara anarkis. Ia menilai bahwa provokator yang menyebabkan kerusuhan justru menjadi penghambat utama bagi mahasiswa untuk bergerak.

“Saya ingatkan bapak-bapak dewan untuk mendengar aspirasi kami,”kata Jili.

Jili juga menyayangkan besarnya tunjangan yang diterima oleh Anggota DPR RI, di tengah berbagai fasilitas mewah yang sudah mereka nikmati. Hal ini terasa semakin menyakitkan, mengingat ada kasus tragis seorang anak perempuan yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi cacing. (*)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

9 + seventeen =