Suara Bersama

Yel-Yel “Dua Periode” di Kongres PSI: Dukungan Spontan atau Strategi Politik Simbolik?

Solo, Suarabersama – Di balik sorak-sorai yel-yel “Dua Periode” terhadap Presiden Prabowo dalam penutupan Kongres PSI, muncul pertanyaan penting: apakah ini adalah sinyal resmi dukungan politik atau hanya ekspresi spontan kader?

Beberapa pengamat menilai bahwa teriakan dukungan tersebut bukanlah hal yang sepenuhnya organik. Dalam konteks politik Indonesia, gesture seperti itu kerap dikemas secara simbolik untuk membangun narasi kedekatan antara kekuasaan dan partai, terlebih ketika partai tersebut masih mencari bentuk dan posisi dalam peta koalisi nasional.

Kehadiran Prabowo dalam kongres bisa dimaknai sebagai bagian dari manuver PSI untuk menegaskan posisinya sebagai partai yang bersahabat dengan pemerintah. Namun, ini belum tentu dibalas dalam bentuk konkret oleh pihak Istana. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Presiden terkait sinyal “dua periode” tersebut, apalagi membahas kemungkinan pencalonan ulang.

Selain itu, PSI juga menghadapi tantangan untuk membuktikan konsistensinya sebagai partai idealis anak muda. Jika terlalu larut dalam kultus tokoh, mereka berisiko kehilangan orisinalitas dan agenda progresif yang menjadi kekuatan awalnya.

Penting dicatat bahwa dukungan politik bukan hanya dinyatakan lewat slogan atau yel-yel, tetapi juga dibuktikan melalui konsistensi program, integritas kader, dan kesetiaan pada prinsip demokrasi. Jika PSI hanya mengandalkan kedekatan simbolik dengan penguasa, maka potensi jangka panjangnya sebagai partai transformasional bisa melemah.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

two + four =