Suara Bersama

WHO Ungkap NB.1.8.1 Tak Lebih Parah dari Varian Sebelumnya, Ini Gejalanya

Jakarta, Suarabersama.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini mengungkapkan adanya perubahan dominasi varian COVID-19 secara global. Varian NB.1.8.1, yang pertama kali teridentifikasi pada akhir Januari, merupakan subvarian dari Omicron JN.1 dan telah menyebabkan lonjakan signifikan dalam jumlah kasus dalam beberapa minggu terakhir.

Berdasarkan data WHO terbaru, varian NB.1.8.1 menyumbang 10,7% dari total kasus COVID-19 global yang dianalisis dalam rentang 21 hingga 27 April. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan dari hanya 2,5% sebulan sebelumnya.

Informasi dari GISAID, yakni basis data internasional yang mencatat urutan genetik virus penyebab penyakit utama, mengindikasikan bahwa kasus pertama NB.1.8.1 yang tercatat pada akhir April berasal dari pelancong yang bepergian dari berbagai negara, seperti China, Jepang, Prancis, Belanda, Korea Selatan, Spanyol, Taiwan, dan Thailand.

Saat ini, NB.1.8.1 telah menjadi varian dominan di China, yang turut memicu peningkatan angka rawat inap dan kunjungan ke instalasi gawat darurat di negara tersebut.

Gejala Varian NB.1.8.1

Para pakar menyatakan bahwa gejala dari infeksi NB.1.8.1 serupa dengan varian COVID-19 lainnya.

“COVID adalah COVID adalah COVID,” kata William Schaffner, MD, profesor penyakit menular dan kebijakan kesehatan di Vanderbilt University Medical Center

“Tidak pernah ada yang benar-benar khas dari semua varian ini, kecuali varian COVID sebelumnya lebih mungkin membuat Anda dirawat di rumah sakit,” lanjutnya.

Gejala yang biasa dialami oleh penderita varian ini antara lain:

1. Demam atau menggigil

2. Batuk

3. Sakit tenggorokan

4. Hidung tersumbat

5. Kelelahan

6. Sulit bernapas

7. Diare

Kabar baiknya, NB.1.8.1 tidak menunjukkan kecenderungan untuk menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan varian-varian sebelumnya.

Para ahli menyatakan bahwa kekebalan dari vaksinasi maupun infeksi sebelumnya kemungkinan besar tetap memberikan perlindungan terhadap varian ini. Meskipun tidak dianggap sebagai ancaman besar oleh komunitas medis, upaya pencegahan tetap disarankan, khususnya bagi lansia, individu dengan gangguan imun, serta mereka yang memiliki kondisi medis kronis.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four + one =