Jakarta – Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah terdapat 165 Sekolah Rakyat rintisan yang beroperasi di berbagai wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut, 65 di antaranya merupakan Sekolah Rakyat tahap 1C yang mulai dibuka pada akhir September 2025.
Pernyataan ini disampaikan Agus Jabo saat membuka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 45 di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa, 30 September 2025. Sekolah ini mulai berjalan dengan jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), masing-masing terdiri dari dua rombongan belajar (rombel) yang menampung total 50 siswa per jenjang.
“Jadi, pada hari ini Sekolah Rakyat sudah genap 165 titik. 165 titik di seluruh Indonesia. Semua sedang berjalan. Dan pada hari ini saya datang ke Semarang untuk membuka MPLS yang akan dilaksanakan selama dua minggu,” kata Agus Jabo.
Agus Jabo menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan salah satu program prioritas dari Presiden Prabowo Subianto. Tujuan utamanya adalah memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas dan gratis bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu atau yang masuk kategori miskin ekstrem.
Menurutnya, keberadaan Sekolah Rakyat diharapkan bisa menjadi solusi konkret agar anak-anak dari keluarga miskin dapat menggapai masa depan yang lebih baik serta membantu meningkatkan taraf hidup keluarga mereka.
“Bapak Presiden, dengan Sekolah Rakyat ini, ingin supaya transmisi kemiskinan terputus. Beliau tidak ingin kalau orang tuanya miskin, anaknya ikut menjadi miskin. Maka siklus kemiskinan ini harus diputus salah satunya melalui jalur pendidikan, melalui jalur sekolah,” ujar dia.
“Apa pun cita-citanya, dengan Sekolah Rakyat inilah, Pak Presiden ingin menjadikan Sekolah Rakyat ini jembatan bagi keluarga-keluarga, bagi saudara-saudara kita yang kurang mampu untuk bisa mewujudkan cita-cita,” lanjut Agus Jabo.
Untuk mendukung keberhasilan program ini, Agus Jabo menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak. Kementerian Sosial, menurutnya, tidak bisa bekerja sendirian. Oleh karena itu, ia mengajak pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan untuk turut berkontribusi menyukseskan penyelenggaraan Sekolah Rakyat, khususnya yang berbasis asrama.
“Mari kita bersinergi untuk saling bantu-membantu supaya di Sekolah Rakyat di Semarang ini tidak menghadapi masalah-masalah apa pun, baik itu masalah sarana-prasarana, masalah belajar mengajar, maupun masalah-masalah yang lain,” ujar Agus Jabo.
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menyatakan dukungannya terhadap kehadiran Sekolah Rakyat di kotanya. Ia berharap program ini mampu mencetak generasi muda yang unggul dan berkontribusi positif bagi daerah.
“Saya berharap dari bangku Sekolah Rakyat ini akan lahir pemimpin, pengusaha, dokter, lawyer, guru, dan semua profesi yang membuat harum nama Kota Semarang,” kata dia saat menghadiri pembukaan MPLS di SRT 45 Semarang. (*)