Suara Bersama

Vonis TomĀ Lembong Dinilai Mengabaikan Prinsip Niat Jahat, Pakar Khawatirkan Preseden Kriminalisasi Kebijakan

Jakarta, Suarabersama – Walaupun PengadilanĀ Negeri Jakarta Pusat menyebut putusan bebas intervensi, banyak pakar hukum, ekonom, dan organisasi sipil meragukan kesesuaian vonis dengan asas dasar hukum pidana.

šŸ” Kritik Terhadap Unsur Mens Rea

Dalam pertimbangan lisan, majelis hakim memang menyatakan tidak menemukan bukti bahwa Tom Lembong menikmati keuntungan materiil pribadi. Para akademisi pidana menilai ketiadaan unsur niat jahat semestinya menggugurkan konstruksi delik korupsi, karena inti PasalĀ 2 dan PasalĀ 3 Undang‑Undang Tipikor mensyaratkan kesengajaan memperkaya diri atau pihak lain secara melawan hukum.

ā€œJika diskresi kebijakan yang salah prosedur dipidana berat tanpa niat jahat, batas antara kesalahan administrasi dan tindak pidana menjadi kabur,ā€ ujar seorang profesor hukum pidana pada sebuah diskusi kampus.

ā° Penundaan Penegakan & Dugaan Selektivitas

Penyelidikan dimulai hampir delapan tahun setelah masa jabatan TomĀ Lembong berakhir. Sementara kebijakan sejenis yang diambil pejabat lain pada periode berbeda tidak diusut tuntas. Pola tersebut, menurut kalangan akademisi politik, menimbulkan kecurigaan adanya motif di luar penegakan hukum murni.

āš–ļø Risiko Kriminalisasi Kebijakan Publik

  • Efek genting bagi birokrasiĀ : Pejabat cenderung enggan mengambil keputusan strategis kalau potensi kesalahan administratif dapat menjerat pidana korupsi.

  • Ketidakpastian regulasiĀ : Investor bisa menahan ekspansi karena khawatir kebijakan ekonomi—meski berpihak pada stabilisasi harga—dapat dikriminalkan di kemudian hari.

  • Pergeseran fokus pengawasanĀ : Penegak hukum terancam lebih sibuk memeriksa aspek formal birokrasi daripada mengejar kejahatan korupsi yang benar‑benar bersifat memperkaya diri.

šŸ’” Seruan Tinjauan Yuridis

Pakar tata negara menyarankan Mahkamah Agung untuk mengkaji ulang standar pembuktian niat jahat dalam kasus‐kasus kebijakan publik. Mereka juga mendorong pembentukan pedoman nasional agar jelas batas antara pelanggaran administratif dan tindak pidana korupsi.

šŸ“£ Reaksi Komunitas Bisnis & Masyarakat Sipil

  • Pelaku usaha khawatir prosedur impor bahan pokok bisa macet karena pejabat menghindari diskresi.

  • Organisasi hak warga negara menilai proses hukum harus menjunjung asas ā€œkeraguan diartikan untuk terdakwaā€.

  • Aktivis kebijakan pangan menyampaikan pentingnya membedakan upaya stabilisasi harga dengan upaya memperkaya diri.

šŸ›¤ļø Harapan Atas Proses Banding

Upaya banding dipandang sebagai kesempatan emas untuk:

  1. Memperjelas standar pembuktian mens rea.

  2. Meneguhkan asas proporsionalitas antara kesalahan administratif dan ancaman pidana.

  3. Memperbaiki persepsi publik bahwa hukum digunakan secara selektif.

Jika pengadilan tinggi menilai kembali elemen niat jahat dan proporsionalitas kerugian, putusan banding berpeluang mengoreksi atau memperkuat vonis. Apa pun hasilnya, perkara ini telah memicu diskusi nasional tentang batas aman penggunaan kewenangan diskresi pejabat dan pembaruan regulasi dalam pengadaan komoditas strategis.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

two × 2 =