Suara Bersama

Usai Ledakan Pager, Ledakan Walkie-Talkie Guncang Lebanon

Jakarta, Suarabersama.com – Ribuan perangkat komunikasi radio dua arah, atau walkie-talkie, yang dipakai oleh anggota Hizbullah di Lebanon meledak secara bersamaan pada Rabu (18/9). Terdapat dugaan bahwa insiden ini diatur oleh Israel, sebagai bagian dari operasi intelijen yang dimulai dengan ledakan massal ribuan unit pager atau penyeranta sehari sebelumnya.

Dua sumber yang memahami operasi intelijen Tel Aviv, seperti yang dilaporkan oleh media Axios pada Kamis (19/9/2024), menyatakan bahwa Israel yang bertanggung jawab atas ledakan ribuan unit walkie-talkie yang digunakan Hizbullah di berbagai wilayah Lebanon pada Rabu (18/9) waktu setempat.

Hingga kini, Tel Aviv belum memberikan komentar resmi mengenai insiden tersebut.

Menurut sumber yang dikutip oleh Axios, perangkat walkie-talkie tersebut dipasangi booby-trap, atau perangkap peledak, oleh badan intelijen Israel sebelum dikirim ke Hizbullah sebagai bagian dari sistem komunikasi darurat kelompok itu, yang direncanakan untuk digunakan dalam pertempuran melawan Israel.

Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai peledak yang mungkin disisipkan oleh intelijen Israel ke dalam walkie-talkie yang meledak massal di Lebanon.

Sumber keamanan Lebanon yang berbicara kepada Reuters mengungkapkan bahwa perangkat radio genggam yang meledak tersebut dibeli oleh Hizbullah sekitar lima bulan lalu, bertepatan dengan waktu pengadaan pager yang juga meledak secara massal pada Selasa (17/9).

Sementara itu, perusahaan Jepang, ICOM, yang logo mereknya terlihat pada serpihan walkie-talkie yang meledak, menegaskan bahwa mereka tidak memproduksi model perangkat tersebut selama 10 tahun terakhir.

Laporan Reuters sebelumnya, yang mengutip sumber keamanan Lebanon, menyebutkan bahwa badan intelijen Israel, Mossad, menanam peledak kecil—seberat tiga gram—ke dalam ribuan unit pager yang dipesan Hizbullah sebelum perangkat tersebut tiba di wilayah Lebanon beberapa bulan lalu.

Serangan-serangan ini dianggap semakin merusak sistem komando dan kendali dalam sayap militer Hizbullah, yang terlibat dalam pertempuran lintas perbatasan dengan militer Israel dalam beberapa bulan terakhir.

Akibat gelombang ledakan walkie-talkie, yang sebagian besar digunakan oleh anggota Hizbullah, setidaknya 20 orang tewas dan lebih dari 450 lainnya mengalami luka-luka di Lebanon pada Rabu (18/9) sore waktu setempat.

Beberapa walkie-talkie meledak saat dibawa oleh anggota Hizbullah yang menghadiri pemakaman rekannya yang tewas dalam ledakan pager sehari sebelumnya. Laporan AFP menyebutkan bahwa ledakan tersebut menyebabkan kepanikan di pemakaman. Video yang beredar di media sosial menunjukkan ledakan yang mengguncang lokasi pemakaman, dengan seorang personel keamanan Hizbullah tergeletak terluka di lantai.

Insiden ledakan walkie-talkie dilaporkan terjadi secara bersamaan di pinggiran selatan Beirut, serta di wilayah timur dan selatan Lebanon yang merupakan markas Hizbullah. Beberapa ledakan juga disebut terjadi di dalam apartemen dan rumah.

Salah satu sumber yang dikutip oleh Axios menjelaskan bahwa walkie-talkie tersebut hanya dimaksudkan untuk digunakan dalam perang melawan Israel, sehingga banyak perangkat itu disimpan di gudang-gudang Hizbullah.

Dua sumber lainnya menambahkan bahwa tujuan Israel dalam serangan gelombang kedua ini adalah untuk menciptakan paranoia dan ketakutan di kalangan Hizbullah, agar pemimpin kelompok tersebut mempertimbangkan perubahan kebijakan terkait konflik dengan Tel Aviv. “Tujuannya adalah untuk meyakinkan Hizbullah bahwa mereka berkepentingan untuk memutus hubungan dengan Hamas dan membuat perjanjian terpisah untuk mengakhiri pertempuran dengan Israel terlepas dari gencatan senjata di Gaza,” ungkap salah satu sumber.

Israel dan Hizbullah terlibat dalam serangan lintas perbatasan yang semakin meningkat sejak perang di Jalur Gaza. Hizbullah mengklaim serangannya sebagai dukungan untuk Palestina dan Hamas, sekutunya.

Ledakan walkie-talkie terjadi sehari setelah insiden ledakan massal ribuan unit pager yang sebagian besar digunakan oleh anggota Hizbullah, yang mengakibatkan sedikitnya 12 orang tewas, termasuk dua anak, dan hampir 3.000 lainnya luka-luka pada Selasa (17/9).

Hizbullah menuduh Israel sebagai pelaku di balik ledakan pager tersebut dan bersumpah untuk membalas. Sementara itu, Tel Aviv belum memberikan komentar terkait insiden ini, baik untuk ledakan pager maupun walkie-talkie.

Menurut dua sumber yang dikutip Axios, keputusan Israel untuk melancarkan serangan kedua dengan melibatkan ledakan walkie-talkie dipicu oleh penilaian bahwa penyelidikan Hizbullah atas ledakan pager kemungkinan akan mengungkap pelanggaran keamanan pada perangkat yang digunakan oleh kelompok tersebut.

Hni

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fourteen + four =