Suara Bersama

Tukang ojek kembali jadi korban kekejaman TPNPB-OPM dengan alibi intelijen

suarabersama.com-Seorang tukang ojek warga sipil kembali jadi korban kekejaman milisi TPNPB-OPM. Korban bernama Misto (47 tahun) dilaporkan meninggal dunia ditembak di Jembatan Unduh, Kampung Unduh, Distrik Yamo, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah, terjadi pada Selasa (16/09/2025) sekitar pukul 22.00 WIT.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban yang merupakan tukang ojek sebelumnya sekitar pukul 16.30 WIT mengantar seorang penumpang mama-mama (Ibu-ibu) menuju Kampung Unduh, namun hingga malam hari belum kembali ke pangkalan.  Karena rekannya belum kembali, tukang ojek lainnya kemudian meminta bantuan masyarakat untuk mengecek ke arah korban mengantar penumpang.  Kemudian berselang tidak berapa lama mereka mendapat informasi bahwa rekannya telah meninggal diduga ditembak oleh OTK.

Pada malam itu warga mengaku tidak berani mendekati lokasi untuk memastikan kondisi korban karena situasi rawan dan gelap, sehingga evakuasi baru dapat dilakukan esok harinya dengan pengawalan aparat keamanan dan jenazah korban dibawa keluar dari TKP.

Juru bicara TNPB-OPM, Sebby Sambom, mengaku pihaknya bertanggung jawab atas penembakan tersebut dengan alibi korban merupakan anggota intelijen militer Indonesia.  “Kami telah melakukan penembakan terhadap agen intelijen militer pemerintah Indonesia yang berprofesi sebagai tukang ojek di Distrik Yamo pada Selasa, 16 September 2025 sekitar jam 04.25,” ujarnya.

Sebby, menyampaikan penembakan dilakukan atas perintah Mayjend Lekkagak Telenggen dengan mengklaim telah mendeteksi banyak agen intelijen militer pemerintah Indonesia yang sedang menyamar sebagai tukang ojek, tukang bangunan dan sedang mengambil tugas sipil di wilayah perang.  “Kami meminta agar aparat militer Indonesia untuk berhenti berpura-pura sebagai intelijen lalu mengambil alih fungsi sipil di Tanah Papua,”  ujarnya.

Kasus pembunuhan terhadap warga sipil khususnya tukang ojek di wilayah Papua sudah sering kali terjadi dengan alibi intelijen aparat Indonesia yang tidak berdasar, hal ini dinilai sebagai upaya teror intimidasi yang dilakukan oleh milisi TPNPB-OPM sehingga semakin menambah kekhawatiran akan keselamatan nyawa di kalangan masyarakat khususnya warga pendatang.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

9 − 8 =