Suara Bersama

TNI dan Australia Gelar Latihan Bersama Keris Woomera 2024

Jakarta, Suarabersama.com – Latihan Gabungan Bersama Keris Woomera 2024, yang melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Pertahanan Australia (ADF), memasuki tahap penting pada hari pertama pelaksanaan. Latihan ini, yang merupakan bagian dari kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Australia, dimulai dengan pendaratan amfibi di Pantai Banongan, Pusat Latihan Tempur 5 Marinir Baluran, Situbondo, Jawa Timur.

Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut (Kodiklatal) Letnan Jenderal TNI (Mar) Nur Alamsyah menjelaskan bahwa latihan ini sudah dipersiapkan selama beberapa bulan dan dilaksanakan dengan berbagai tahapan. “Hari ini, kami memulai latihan bersama antara TNI dan Angkatan Bersenjata Australia. Latihan ini sudah dipersiapkan beberapa bulan lalu dan dilaksanakan dalam beberapa tahapan,” ujar Letjen Nur Alamsyah dalam konferensi pers setelah meninjau latihan tersebut, Rabu (13/11/2024).

Latihan Gabungan ini telah dimulai sejak 1 November 2024, dengan prajurit TNI yang terlebih dahulu dikirim ke Australia untuk mengikuti rangkaian latihan di sana. Pada 13 November, tahap pertama yang dilaksanakan adalah pendaratan amfibi, sementara pada 16 November 2024, latihan akan dilanjutkan dengan serangan bantuan di Pusat Latihan Tempur 5 Marinir Baluran.

Latihan Militer Bilateral Terbesar

Latgabma Keris Woomera 2024 adalah latihan militer bilateral terbesar antara TNI dan ADF yang melibatkan sekitar 3.000 personel dari kedua belah pihak. Tujuan dari latihan ini adalah untuk menyamakan teknik dan prosedur dalam operasi gabungan amfibi yang dilaksanakan oleh Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Angkatan Bersenjata Australia (ADF). “Latihan ini bertujuan untuk mempererat kerja sama antara kedua angkatan bersenjata, serta meningkatkan kemampuan operasional bersama dalam menghadapi berbagai ancaman,” jelas Letjen Nur Alamsyah.

Panglima Operasi Gabungan ADF, Vice Admiral Justin Jones, juga menyampaikan apresiasi terhadap perkembangan latihan ini. “Latihan ini adalah salah satu latihan peperangan yang paling kompleks, yakni peperangan amfibi yang melibatkan berbagai unsur. Saya sangat terkesan dengan perkembangan signifikan dari kemampuan militer tiga matra yang terlibat dalam latihan ini,” katanya.

Alutsista Terlibat dalam Latihan

Latihan pendaratan amfibi di Pantai Banongan melibatkan berbagai alat utama sistem senjata (alutsista) dari kedua negara. Dari pihak TNI, turut serta KRI Makassar-590 dari Satuan Kapal Amfibi, KRI RE Martadinata-331 dari Satuan Kapal Eskorta TNI Angkatan Laut, serta dua pesawat tempur F-16 milik TNI Angkatan Udara. Sedangkan dari ADF, latihan ini melibatkan dua Kapal Perang Angkatan Laut Australia, HMAS Adelaide dan HMAS Stuart, helikopter serbu MI-17, helikopter Apache AH-64E, helikopter Panther, serta tank M1A1 Abrams milik Angkatan Darat Australia.

“Melalui latihan ini, kami tidak hanya memperkuat kerja sama antara TNI dan ADF, tetapi juga memupuk kebersamaan dalam menjaga stabilitas kawasan,” tambah Letjen Nur Alamsyah.

Latihan gabungan ini diharapkan dapat terus dilaksanakan setiap tahun, mengingat pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan bersama di kawasan Asia Pasifik. Dengan latihan ini, TNI dan ADF semakin solid dalam meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan operasional dalam menghadapi ancaman yang mungkin terjadi di masa depan.

(HP)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × one =