Suara Bersama

Sumatera Dikepung Karhutla, Ribuan Titik Panas Terdeteksi

Jakarta, Suarabersama.com – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan sebanyak 1.208 titik panas (hotspot) terdeteksi di berbagai provinsi di Sumatera hingga Minggu (20/7/2025).

Provinsi Riau menjadi wilayah terparah dengan 586 titik panas yang tersebar di 10 kabupaten/kota. Kabupaten Rokan Hilir menyumbang lebih dari separuh total hotspot, yakni 354 titik. Selain itu, titik panas juga terpantau di Rokan Hulu, Pelalawan, Siak, Kampar, hingga Kepulauan Meranti.

“Sebanyak 19 titik dengan tingkat kepercayaan tinggi, 34 sedang, dan 533 rendah,” kata Prakirawan BMKG Pekanbaru, Anggun R, seperti dikutip dari Antara.

Kondisi ini menyebabkan jarak pandang di Bandara SSK II Pekanbaru menurun drastis hingga 4 km, sementara di Bandara Japura Inhu hanya tersisa 3 km. Pemerintah dan aparat gabungan TNI-Polri terus berupaya memadamkan api di lokasi-lokasi terdampak, termasuk kebakaran yang terjadi di Tanjung Sagu, Cemaga, Kabupaten Natuna, yang sudah menghanguskan lebih dari 30 hektare lahan.

Sementara itu, Sumatera Barat juga menetapkan status tanggap darurat karhutla. Pemerintah Kabupaten Solok mencatat lebih dari 100 titik kebakaran sejak Mei hingga Juni 2025. Sejumlah kebakaran bahkan sempat mengancam permukiman warga dan fasilitas umum.

“Penetapan status darurat penting agar koordinasi dan bantuan lintas sektor bisa optimal,” kata Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Ferdinal Asmin.

Di Sumatera Selatan, upaya penanggulangan ditopang oleh lima unit helikopter untuk patroli dan pemboman air. Hingga saat ini, 10 kabupaten/kota di Sumsel telah menetapkan status siaga karhutla, termasuk OKI, Banyuasin, Muba, dan Musi Rawas.

Adapun di Sumatera Utara, Kepala BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih mengungkapkan telah terjadi 80 kejadian karhutla sepanjang 2025, dengan lahan terbakar mencapai 1.804,95 hektare. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak, dengan 40 kejadian tercatat di tujuh kabupaten.

Mayoritas kebakaran diduga masih berasal dari aktivitas pembukaan lahan secara ilegal dengan cara membakar, yang kini tengah diselidiki aparat penegak hukum.

Pemerintah daerah bersama instansi pusat terus melakukan pemetaan dan penanganan, termasuk antisipasi jangka panjang mengingat musim kemarau diperkirakan berlangsung hingga September 2025.

(HP)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × 4 =