Suara Bersama

Suharyanto: Sistem Pengendalian Banjir Semarang Capai 40 Persen, Target Selesai 2027

Jakarta – Bencana banjir yang melanda kawasan Kaligawe, Kota Semarang, dalam beberapa hari terakhir kini mulai berangsur surut. Genangan air yang sebelumnya menutup akses Jalan Pantura pun telah mengering, sehingga jalur utama itu kembali bisa dilalui berbagai jenis kendaraan bermotor.

Kondisi tersebut merupakan hasil kerja kolaboratif dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun dukungan masyarakat.
Upaya penanganan banjir di kawasan Kaligawe dan sekitarnya pun terus dilanjutkan hingga permasalahan benar-benar terselesaikan.

Pada Senin siang, 3 November 2025, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto meninjau rumah pompa Sringin dan Kolam Retensi Terboyo di Kota Semarang.
Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan penanganan banjir di kawasan Kaligawe dan wilayah sekitar Sayung, Demak, berjalan maksimal.

“Sejak banjir pertama terjadi, pemerintah telah melaksanakan rapat koordinasi dan langkah-langkah penanganan terpadu,” kata Kepala BNPB Suharyanto.

Dari hasil pemantauan di lapangan, Suharyanto menyebut bahwa situasi sudah jauh lebih baik. Dalam dua hingga tiga hari ke depan, ia memastikan jalanan akan sepenuhnya kering dan terkendali.

Ia juga menegaskan bahwa kondisi di lapangan kini lebih baik dibandingkan pekan sebelumnya. Saat rombongan meninjau wilayah Kaligawe, genangan hanya tersisa di beberapa titik.

Menurutnya, upaya pengendalian banjir terus dilakukan melalui pendekatan jangka pendek, menengah, dan panjang.
Langkah jangka pendek difokuskan pada pompanisasi, evakuasi warga terdampak, serta pengendalian sementara air di lokasi utama. Pemerintah telah menempatkan sejumlah pompa air di titik-titik strategis.

“Pompa-pompa ini dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Ini akan kita siagakan sampai kondisi membaik,” imbuh Suharyanto.

Ia menargetkan pada tahun 2026 pembangunan kolam retensi selesai, sehingga penanganan banjir tidak lagi bergantung pada mitigasi jangka pendek.
Untuk jangka menengah, pemerintah menyiapkan langkah berupa penambahan pompa, perbaikan saluran drainase, serta pembuatan sodetan baru menuju Kolam Retensi Unissula dan Sungai Sayung.

Adapun dalam jangka panjang, direncanakan penyelesaian sistem pengendalian banjir permanen pada 2026–2027. Menurut Suharyanto, proyek besar pengendalian banjir di kawasan tersebut saat ini telah mencapai sekitar 40 persen dari target Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

“Progresnya sudah mencapai 40 persen. Intinya, pemerintah pusat, provinsi, dan daerah bersatu padu. Semoga dengan sistem pompa permanen dan kolam retensi yang sudah diperkuat, Semarang akan lebih aman dari banjir besar di masa mendatang,” ungkapnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

two × 3 =