Jakarta, Suarabersama.com – Parlemen Iran dikabarkan telah memberikan persetujuan terhadap opsi penutupan Selat Hormuz sebagai bentuk respons terhadap serangan Amerika Serikat (AS) terhadap tiga fasilitas nuklir di wilayah Iran. Saat ini, keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Meskipun keputusan itu belum bersifat final, wacana penutupan selat yang menjadi jalur utama sekitar 20% distribusi minyak dan gas dunia ini sudah masuk dalam agenda nasional. Anggota Parlemen sekaligus Komandan Garda Revolusi, Esmail Kosari, menyampaikan kepada Young Journalist Club pada Minggu bahwa langkah tersebut bisa dieksekusi kapan saja dibutuhkan.
Dalam pertemuan yang digelar di Istanbul pada Sabtu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, bertemu dengan para diplomat Liga Arab guna membahas eskalasi konflik antara Teheran dan Israel. Araghchi menegaskan bahwa Iran memiliki banyak opsi namun tetap menjadikan diplomasi sebagai pendekatan utama.
“Ada berbagai pilihan yang tersedia bagi kami—dan hanya itu…tentu saja jalan menuju diplomasi harus selalu terbuka, tetapi saat ini kami tidak dalam situasi untuk memutuskan bagaimana cara terlibat dalam diplomasi sekali lagi dan dengan siapa, jadi mari kita tunggu tanggapan kami,” kata Araghchi dalam pidatonya di Istanbul.
Sebelum serangan udara AS yang terjadi pada Minggu dini hari WIB, seorang anggota Parlemen senior Iran telah menyebutkan bahwa Teheran akan mempertimbangkan penutupan Selat Hormuz sebagai pembalasan terhadap musuh-musuhnya. Namun, anggota Parlemen lainnya mengatakan langkah ini hanya akan diambil jika kepentingan vital negara benar-benar terancam.
Penutupan Selat Hormuz bukanlah ancaman baru. Iran sudah beberapa kali menggunakan opsi ini sebagai senjata diplomasi dalam menghadapi tekanan dari negara-negara Barat. Situasi di jalur perairan strategis ini mulai menunjukkan ketegangan; menurut laporan yang beredar Rabu lalu, sejumlah kapal komersial mulai menghindari wilayah perairan Iran di sekitar selat tersebut.
“Iran memiliki banyak pilihan untuk menanggapi musuh-musuhnya dan menggunakan pilihan-pilihan tersebut berdasarkan situasi saat ini,” tulis kantor Mehr mengutip Behnam Saeedi, seorang anggota presidium Komite Keamanan Nasional Parlemen.
“Menutup Selat Hormuz merupakan salah satu opsi potensial bagi Iran,” katanya, yang dilansir Press TV, Senin (23/6/2025).



