suarabersama.com– Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) keberatan dengan sikap Egianus Kogoya yang melakukan penyerangan di Wamena, Provinsi Papua Pegunungan, tanpa koordinasi dan perintah dari markas pusat. Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan tindakan pimpinan OPM wilayah Nduga itu telah merusak perjuangan mereka.
“Penyerangan yang dilakukan Egianus Kogoya di Wamena tanpa perintah dari kami itu merusak perjuangan,” kata Sebby melalui voice audio, pada minggu, 15 Juni 2025. Menurutnya penyerangan yang dilakukan Egianus Kogoya dan pasukannya di Wamena hanya meresahkan masyarakat, alih-alih untuk merebut kemerdekaan sesuai kepercayaan kelompoknya tersebut. “Perjuangan harus dikendalikan melalui taktik dan strategi dalam merebut kemerdekaan,” ujarnya.
Sebby Sambom mengkritik cara berperang Egianus Kogoya dan pasukannya di Kota Wamena. Menurutnya apa yang dilakukan Panglima Kodap III Ndugama-Derakma itu tidak lebih dari sekedar kriminal. “Saat ini belum waktunya untuk perang di Wamena, harus menunggu agenda revolusi total TPNPB-OPM,” ujarnya. Sebby mendesak agar Egianus Kogoya kembali ke Nduga dan melakukan klarifikasi atas kesalahannya. Egianus Kogoya sebelumnya dinilai telah bersalah karena membebaskan sandera pilot Susi Air Philip Mark Merthens kepada pemerintah Indonesia.
Peristiwa kontak tembak kelompok Egianus Kogoya dengan aparat keamanan di Kampung Pugima, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan pada 09 Juni 2025 yang menyebabkan satu anggotanya tewas bernama Pionus Gwijangge telah dirancang Egianus Kogoya untuk memancing Edison Gwijangge. Egianus dinilai memiliki hubungan dengan Edison Gwijangge saat pembebasan pilot asal negara Selandia Baru itu.
Egianus diduga diiming-imingi uang miliaran rupiah dan kemerdekaan Papua oleh Edison Gwijangge jika mau membebaskan pilot tersebut. Namun janji tersebut tidak ditepati mantan penjabat Bupati Nduga tersebut. Menurut Sebby, hal itu yang melatar belakangi Egianus Kogoya melakukan penyerangan di Wamena tanpa adanya perintah dari markas pusat TPNPB-OPM. “Perang tak harus dilakukan jika hanya berdasarkan dendam pribadi”, pungkasnya.