Jakarta, Suarabersama.com – Pada perdagangan Senin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan berkat ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada September 2024. Di awal perdagangan pada pagi hari Senin, rupiah menguat sebesar 68 poin atau 0,43 persen, menjadi Rp15.625 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang mencapai Rp15.693 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, “Hari ini, rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS,” saat dihubungi ANTARA di Jakarta pada hari Senin. Menurut Ariston, ekspektasi akan adanya pemangkasan suku bunga acuan AS pada September 2024 menjadi pendorong utama penguatan rupiah. Hal ini didorong oleh pelemahan beberapa data ekonomi AS, seperti data tenaga kerja, inflasi, dan perumahan.
CME FedWatch tools menunjukkan bahwa ada kemungkinan penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada September 2024. Data terbaru yang dirilis pada Jumat malam menunjukkan penurunan pembangunan rumah di AS sebesar 6,8 persen pada bulan Juli dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini bisa menandakan penurunan belanja masyarakat AS, yang pada gilirannya dapat mendukung kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS untuk memulihkan ekonomi AS.
Ariston memprediksi bahwa rupiah memiliki potensi untuk menguat ke arah Rp15.600 per dolar AS, dengan level resisten di sekitar Rp15.720 per dolar AS.
(XLY)