Suara Bersama

Respons Aduan Program Makan Bergizi Gratis, BGN Hadirkan SAGI 127

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) resmi memperkenalkan layanan Sahabat Sentra Aduan Gizi Interaktif (SAGI) 127 yang ditujukan untuk menampung berbagai aduan terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama 24 jam penuh.

“Peluncuran ini dalam rangka memenuhi hak-hak anak Indonesia, mereka bisa mengadukan tentang menu, layanan MBG, dan lain sebagainya. Masyarakat umum juga bisa mengakses layanan ini. Pengaduan ke Sahabat SAGI akan dilayani oleh 127 orang dari BGN selama 24 jam,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana di Jakarta, Senin.

Dadan menyampaikan bahwa selama ini banyak masyarakat menyuarakan kebutuhan terhadap menu MBG yang lebih seimbang, baik melalui media sosial maupun pemberitaan. Oleh karena itu, layanan Sahabat SAGI 127 dihadirkan sebagai kanal pengaduan yang cepat dan responsif.

“Pasti banyak temuan di medsos, misalnya anak-anak yang meminta menu-menu tertentu dalam MBG. Oleh karena itu kita harus memberikan akses kepada seluruh masyarakat,” ujarnya.

Dalam momen yang sama, BGN turut merilis Kampanye Nasional Makan Bergizi Hak Anak Indonesia sebagai bagian dari upaya pemenuhan gizi masyarakat. Diperkirakan pada tahun 2045, jumlah penduduk Indonesia dapat mencapai 324 juta jiwa.

“Orang Indonesia masih tumbuh enam jiwa per menit, tiga juta per tahun, dan masih akan tumbuh sampai 324 juta di tahun 2045. Seperti diketahui, sebagian besar mereka lahir dari orang tua yang pendidikannya rata-rata sembilan tahun, maka tidak heran kalau 60 persen tidak punya akses terhadap menu dengan gizi seimbang dan 60 persen jarang minum susu karena tidak mampu beli susu,” kata Dadan.

Karena itu, Dadan menegaskan bahwa negara harus hadir untuk menyediakan akses terhadap makanan bergizi dengan menu seimbang. Kampanye nasional MBG sebagai hak anak Indonesia dinilai menjadi langkah yang krusial.

“Sekarang kita sudah bisa membentuk 15.267 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), melayani 44 juta lebih penerima manfaat, dan saya kira ini baru 53 persen. Kita masih harus mengejar 47 persen lagi untuk bisa menerima haknya,” tutur Kepala BGN Dadan Hindayana. (*)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

17 + two =