Suara Bersama

AS, Rusia, dan Negara Lain Pantau Situasi di Korea Selatan Setelah Darurat Militer Ditolak

Jakarta, Suarabersama.com – Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, baru-baru ini mengumumkan status darurat militer yang kemudian ditolak oleh Majelis Nasional Korsel karena dianggap tidak sah. Pengumuman ini menimbulkan perhatian besar dari berbagai negara terhadap situasi di Korea Selatan.

Seperti dilaporkan AFP pada Rabu (4/12/2024), Kedutaan Besar China di Seoul memberikan peringatan kepada warganya untuk bersikap “hati-hati” menyusul pemberlakuan darurat militer di Korea Selatan.

Kedutaan Besar China “menyarankan warga negara Tiongkok di Korea Selatan untuk tetap tenang, memantau perkembangan situasi politik Korea Selatan, meningkatkan kewaspadaan terhadap keselamatan, membatasi perjalanan yang tidak perlu, dan bersikap hati-hati saat mengungkapkan pendapat politik,” demikian pernyataan resmi mereka.

Pemerintah Inggris juga mengungkapkan keprihatinan terkait situasi tersebut, dengan juru bicara Downing Street menyatakan bahwa mereka memantau perkembangan di Korea Selatan dengan cermat.

“Kami memantau dengan saksama perkembangan di Korea Selatan. Kami menyarankan semua warga negara Inggris untuk memantau saran perjalanan Inggris untuk mendapatkan informasi terkini dan mengikuti saran dari otoritas setempat,” ujar wakil juru bicara Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, kepada wartawan.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan “kekhawatiran serius” mengenai situasi di Korea Selatan setelah pengumuman darurat militer oleh Presiden Yoon, dan menekankan pentingnya penyelesaian yang mengedepankan “aturan hukum,” menurut Wakil Menteri Luar Negeri AS, Kurt Campbell.

“Kami mengamati perkembangan terkini di ROK dengan kekhawatiran serius,” kata Campbell, menggunakan nama resmi Korea Selatan, Republik Korea.

“Kami memiliki harapan dan ekspektasi bahwa setiap pertikaian politik akan diselesaikan secara damai dan sesuai dengan aturan hukum,” tambahnya.

“Saya ingin menggarisbawahi bahwa aliansi kami dengan ROK sangat kuat, dan kami mendukung Korea di masa ketidakpastian mereka,” jelas Campbell.

Rusia juga mengungkapkan keprihatinannya atas situasi di Korea Selatan pasca-pemberlakuan darurat militer. Mereka mengatakan bahwa situasi ini “memprihatinkan” dan menjadi perhatian penuh bagi pihaknya, seperti dilaporkan kantor berita Interfax.

Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada kantor berita tersebut: “Situasinya memprihatinkan. Kami mengawasi dengan saksama.”

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

two × 3 =