Suara Bersama

Rano Karno Ungkap Gaya Pramono: Tipe Pekerja, Bukan Pencitraan

Jakarta, Suarabersama.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dikenal memiliki gaya kepemimpinan yang lebih mengutamakan kerja senyap ketimbang tampil di ruang publik. Namun, pendekatan ini tampaknya turut memengaruhi persepsi masyarakat.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas edisi Juni 2025, sebanyak 50 persen responden mengaku tidak mengetahui kelebihan Pramono, sementara 54 persen menyatakan tidak mengetahui kekurangannya.

Temuan tersebut mencerminkan adanya jarak antara figur Gubernur Pramono dengan pemahaman masyarakat mengenai peran dan kebijakannya sebagai kepala daerah ibu kota.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno memberikan tanggapan atas temuan tersebut. Ia menilai gaya kepemimpinan Pramono memang bukan tipe yang dibangun di atas fondasi pencitraan.

“Mas Pram ini tipe pekerja, bukan pesolek. Saya mungkin pesolek (karena dari dunia hiburan) tapi sudah 60 tahun bekerja. Jadi filosofi kerja kami bukan memperlihatkan pada orang,” ujar Rano dikutip Minggu (22/6/2025).

Rano juga menjelaskan bahwa sejak awal masa jabatan mereka, ia dan Pramono sudah menghadapi struktur anggaran dan program kerja yang telah disusun oleh DPRD sebelum pelantikan. Namun, mereka tetap menyisipkan program 100 hari kerja sebagai bentuk inisiatif baru.

“Memang betul kita harus kasih tahu hasilnya. Tapi kita datang ke Jakarta di saat anggaran sudah tersusun, program sudah ada. Di tengah program inti itu, kita masukkan 100 hari program kita. Ini baru kita touch,” jelasnya.

Ia berharap ke depan, Gubernur Pramono bisa lebih sering hadir di ruang publik agar masyarakat dapat memahami langsung arah kepemimpinan yang tengah dijalankan.

“Untuk ke depan, saya minta waktunya beliau untuk tampil, menjadi leader Jakarta. Kasih lihat, apa rencana kita,” ujar Rano.

Gubernur Pramono sendiri tidak menampik bahwa dirinya memang lebih nyaman bekerja di balik layar. Ia menekankan bahwa prioritasnya adalah substansi, bukan pencitraan.

“Saya bukan orang yang, kalau ada kamera, saya mencoba untuk mem-branding atau membuat diri saya kelihatan lebih sempurna, seolah tahu segala hal,” ujar Pramono.

Gaya kerja tersebut terbentuk dari pengalaman panjangnya di dunia pemerintahan, termasuk saat menjadi bagian penting dalam lingkaran Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-7 Joko Widodo selama 15 tahun.

“Saya ini orang dapur. Saya bekerja keras untuk itu. Maka sifat itu sudah terbentuk dari diri saya,” lanjutnya.

Pramono juga mengungkap bahwa ia lebih banyak menyerahkan peran komunikasi publik kepada Rano Karno, dan tidak berniat memanfaatkan jabatan untuk membangun citra pribadi.

“Mungkin gak banyak orang tahu, walaupun sekarang saya sudah di Balai Kota dan saya bekerja keras untuk itu. Tetapi saya bukan orang yang memanfaatkan (jabatan) ini untuk, ya mohon maaf, sudah cukup lah jadi pejabat 30 tahun. Sudah punya cucu, udah waktunya dengan cucu,” ungkapnya.

“Sebelum maju sebagai gubernur, saya bermain dengan cucu, gak ada urusan politik sama sekali. Tapi sekarang gak bisa lagi. Tapi saya juga gak mau overacting, bikin konten, gak mau,” tutup Pramono.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

9 + 20 =