Papua,suarabersama.com – sebuah wilayah yang kaya akan potensi dan budaya, kembali dilanda kekerasan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), kelompok separatis yang selama bertahun-tahun terus mengobarkan serangkaian serangan brutal. Aksi kekerasan yang dilakukan OPM telah berlangsung sejak lama, dan semakin mengkhawatirkan dengan meningkatnya korban jiwa, baik dari kalangan warga sipil maupun personel TNI dan Polri yang bertugas menjaga keamanan dan kedaulatan di wilayah tersebut.
Sejak awal gerakannya, OPM telah melancarkan serangan ke pos-pos militer, kantor pemerintahan, dan pemukiman warga sipil. Pada tahun-tahun sebelumnya, rentetan serangan yang dilakukan kelompok ini menewaskan puluhan warga tak bersalah. Misalnya, pada 2018, serangan brutal OPM terhadap pekerja konstruksi yang membangun infrastruktur di Nduga menyebabkan 31 orang tewas secara tragis. Pekerja tersebut, yang datang untuk memperbaiki infrastruktur Papua, menjadi korban kekejaman kelompok separatis yang tidak segan-segan melakukan pembunuhan masal.
Serangan lain yang menjadi sorotan adalah pembunuhan terhadap anggota TNI dan Polri yang bertugas menjaga kedamaian di wilayah-wilayah rawan. Pada tahun 2020, beberapa personel TNI kehilangan nyawa akibat penyergapan yang dilakukan OPM di wilayah Intan Jaya. Di tahun yang sama, serangan terhadap anggota Polri juga dilaporkan, termasuk penyergapan yang menewaskan beberapa anggota Brimob di Pegunungan Bintang.
Kekerasan ini terus berlanjut hingga saat ini. Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok OPM kembali menargetkan warga sipil, membakar rumah, menyerang sekolah, dan menyandera guru serta petugas kesehatan. Serangan terbaru yang terjadi di awal 2024 menyasar pos militer di wilayah Yahukimo, di mana beberapa anggota TNI gugur akibat tembakan dari kelompok separatis. Sementara itu, masyarakat sipil yang hanya ingin hidup damai semakin ketakutan dan tertekan akibat teror yang terus dilakukan oleh kelompok bersenjata ini.
Di tengah ancaman yang terus menghantui, TNI dan Polri tak tinggal diam. Operasi gabungan terus dilakukan untuk menumpas gerakan separatis ini dan memastikan bahwa Papua tetap berada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Meskipun tantangan yang dihadapi sangat besar, semangat menjaga kedaulatan dan keamanan di Papua tetap berkobar.
Pemerintah Indonesia juga tak henti-hentinya mengecam tindakan brutal yang dilakukan OPM. Presiden menegaskan bahwa “Papua adalah bagian sah dari NKRI, dan segala bentuk upaya separatisme akan dihadapi dengan tegas.” Komitmen untuk membangun Papua dan menjaga kesejahteraan masyarakatnya tetap menjadi prioritas utama pemerintah, di samping upaya untuk mengakhiri kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata.
Papua adalah tanah yang indah, kaya akan potensi alam dan budaya, dan masyarakatnya berhak hidup damai tanpa teror. Serangan yang terus berlanjut dari OPM hanya memperpanjang penderitaan, bukan hanya bagi mereka yang menjadi korban langsung, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Papua yang ingin hidup dalam damai di bawah naungan NKRI. Dengan semangat “NKRI Harga Mati”, pemerintah dan aparat keamanan bertekad untuk mengakhiri kekerasan ini dan mewujudkan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.



