Suara Bersama

QRIS Semakin Mendunia, Amerika Serikat Mulai Terasa Tersaingi

JAKARTA – Sistem pembayaran digital Indonesia, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), terus menunjukkan perkembangan luar biasa, baik secara nasional maupun internasional. Pertumbuhan transaksi yang pesat dan kemampuan lintas negara membuat QRIS menjadi sorotan global, bahkan disebut-sebut membuat Amerika Serikat merasa terancam.

Belum lama ini, sistem QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) masuk dalam laporan hambatan dagang oleh USTR (United States Trade Representative), yang menilai keberadaan keduanya sebagai tantangan bagi pelaku industri keuangan asing. Namun, pelaku industri dalam negeri menilai hal tersebut lebih karena alasan persaingan bisnis.

Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Santoso Liem, menegaskan bahwa keunggulan QRIS—yang mudah, murah, dan interoperable—membuatnya lebih adaptif dibanding layanan sejenis dari luar negeri. “Kemungkinan besar inilah yang membuat pemain global seperti Visa dan Mastercard merasa tertinggal,” ujarnya.

Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), Steve Marta, menilai respons AS lebih kepada dinamika kompetisi. Ia menyebut bahwa banyak negara kini mendorong kemandirian sistem pembayaran, dan Indonesia termasuk yang terdepan melalui QRIS dan GPN.

Sejak diluncurkan pada 2019, pertumbuhan QRIS sangat pesat. Volume transaksi meningkat lebih dari 50 kali lipat dalam empat tahun, dan nilai transaksinya melonjak hingga 80 kali. Hingga triwulan I 2025, pengguna QRIS mencapai 56,3 juta, dengan 2,6 miliar transaksi. Sebanyak 38,1 juta di antaranya adalah pelaku UMKM.

Data Bank Indonesia juga mencatat, nilai transaksi QRIS mencapai Rp262,1 triliun atau hampir 5% dari PDB kuartal pertama 2025. Salah satu daya tarik QRIS adalah biaya transaksinya yang rendah—bahkan gratis untuk nominal di bawah Rp500.000.

Menariknya, QRIS kini sudah digunakan lintas negara. Sembilan negara telah membuka akses pembayaran QRIS secara langsung, termasuk Jepang, Thailand, Singapura, hingga Korea Selatan. Mulai 17 Agustus 2025, warga Indonesia dapat bertransaksi langsung di Jepang menggunakan QRIS, menyusul uji coba sistem yang dilakukan sejak Mei.

QRIS juga tengah dipertimbangkan untuk diintegrasikan di Arab Saudi guna mendukung kebutuhan keuangan jemaah haji, serta diperluas ke Tiongkok dalam waktu dekat. Dengan langkah-langkah strategis ini, posisi QRIS sebagai sistem pembayaran regional semakin solid dan diperhitungkan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

12 − eleven =