Suara Bersama

Pulau Pinang: Surga Tersembunyi di Aceh yang Menawarkan Sensasi Pulau Pribadi

Jakarta, Suarabersama – Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan dengan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Tidak hanya pulau-pulau besarnya yang menjadi daya tarik, tetapi juga pulau-pulau kecil, banyak di antaranya belum tersentuh pembangunan, seperti yang terlihat di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh. Salah satu pulau kecil yang kini menjadi destinasi wisata unggulan adalah Pulau Pinang.

 

Pulau Pinang hanya memiliki luas sekitar 50 hektar, namun menyimpan pesona alam yang begitu memikat. Keindahan dan keasriannya menarik perhatian wisatawan, terutama dari luar negeri. Menawarkan pengalaman eksklusif bak pulau pribadi, para tamu dapat menginap di Pulau Pinang dengan tarif mulai dari US$ 999 per malam, untuk kapasitas maksimal delapan orang, dan tambahan biaya untuk hingga 12 tamu.

 

“Rasakan sensasi pulau pribadi dengan tarif tetap US$ 999 untuk delapan orang. Untuk tambahan tamu hingga empat orang, dikenakan biaya tambahan sebesar US$ 125 per malam per orang,” demikian disebutkan dalam situs resmi Pinang Island, dikutip Selasa (8/10/2024).

 

Pulau Pinang baru dibuka untuk umum dua tahun lalu dan kini dikelola oleh masyarakat lokal serta empat warga negara asing (WNA) asal Republik Ceko. Empat WNA tersebut adalah Tomas, Stephan, Martin, dan Richard, yang berperan penting dalam pengembangan ekowisata di pulau ini.

 

Pulau Pinang Ditemukan oleh WNA

Tomas, salah satu dari keempat WNA asal Republik Ceko, adalah orang pertama yang menemukan Pulau Pinang saat ia menjalankan misinya untuk melindungi tempat bertelur penyu di Pulau Bangkaru. Saat melihat Pulau Pinang, Tomas langsung jatuh cinta pada keindahannya dan bertekad melestarikan pulau tersebut agar tidak berubah menjadi perkebunan kelapa sawit.

 

Untuk mewujudkan visinya, Tomas mengajak teman lamanya, Stephan, seorang fotografer yang memahami budaya dan bahasa Indonesia. Bersama, mereka bekerja sama dengan pemilik lahan untuk mendapatkan hak administratif atas pulau itu, sambil merekrut masyarakat lokal untuk turut berpartisipasi.

 

Untuk memastikan pengelolaan pulau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, Tomas juga meminta bantuan Martin dan Richard. Keempatnya kemudian menandatangani perjanjian sewa selama 50 tahun dan mulai membangun resor ekologi di Pulau Pinang.

 

Dengan dana pribadi, mereka membangun resor menggunakan bahan-bahan alami dari sekitar pulau. Mereka juga menggali sumur untuk mendapatkan sumber air bersih dan memasang panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik. Fasilitas yang dibangun termasuk tempat tinggal staf, ruang komunal di tepi pantai, dan beberapa penginapan kecil yang dapat menampung total hingga 12 tamu.

 

Selain membangun fasilitas ramah lingkungan, mereka juga mengembangkan kebun buah dan sayuran yang tumbuh secara alami di pulau tersebut. Pulau yang tadinya sepi dan nyaris tak terjamah ini, kini telah menjadi destinasi ekowisata yang menyambut tamu pertamanya dua tahun lalu.

 

“Sebelum kami tiba, hampir tidak ada apa-apa di pulau ini, hanya jalan setapak kecil, bungalow yang sudah runtuh, dan lahan kecil. Ini adalah hutan belantara yang belum terjamah manusia,” ungkap Kvech, salah satu pengelola, kepada CNBC Travel, Selasa (8/10/2024). “Kami berusaha menjaga dampak terhadap alam seminimal mungkin. Pulau ini sangat indah, dan kami ingin memastikan bahwa keasliannya tetap terjaga.”

 

Biaya Menginap dan Aktivitas di Pulau

Sejak dibuka untuk umum, Pulau Pinang telah menarik minat banyak pengunjung, mulai dari peselancar hingga penulis, seniman bela diri, dan DJ. Tarif menginap di pulau ini mencapai US$ 999 per malam untuk delapan orang, dengan tambahan US$ 125 per orang per malam bagi tamu tambahan hingga maksimal empat orang.

 

Tarif tersebut sudah mencakup berbagai fasilitas, termasuk semua makanan, layanan pembersihan harian, penggantian handuk dan sprei mingguan, akses internet satelit Starlink, serta Wi-Fi 4G. Selain itu, berbagai aktivitas menarik seperti snorkeling, memancing, stand-up paddle boarding, dan kayak juga termasuk dalam paket menginap.

 

Dengan biaya tambahan sebesar US$ 500 per malam, tamu dapat menikmati pengalaman selancar yang dipandu ke lokasi-lokasi terkenal seperti Bay of Plenty dan Pulau Bangkaru, serta pulau-pulau terdekat lainnya.

 

Rute Perjalanan Menuju Pulau Pinang

Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Pinang, mereka harus menempuh perjalanan yang cukup panjang. Wisatawan internasional biasanya terbang ke Singapura atau Kuala Lumpur terlebih dahulu, kemudian melanjutkan penerbangan singkat ke Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Banyak pengunjung yang memilih untuk bermalam di Medan sebelum melanjutkan perjalanan.

 

Keesokan harinya, perjalanan dilanjutkan dengan penerbangan ke Singkil, Aceh, dan dari sana, wisatawan harus menempuh perjalanan perahu selama satu setengah jam untuk mencapai Pulau Pinang. Meski perjalanannya panjang, keindahan dan ketenangan yang ditawarkan Pulau Pinang membuatnya layak untuk dikunjungi.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

19 − 1 =