Jakarta, Suarabersama.com – Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyoroti masalah kelaparan dan kerawanan pangan akibat perang dalam pertemuan G20 Parliamentary Speaker’s Summit (P20) yang ke-10 di Brasil, Amerika Selatan.
“Kita hidup di masa yang penuh dengan ketegangan geopolitik, perang, dan konflik yang semakin meningkat. Ini mungkin adalah masa paling berbahaya sejak Perang Dunia II. Singkatnya, dunia sedang menghadapi badai krisis yang datang bersamaan,” ujar Puan dalam keterangan resminya dari Jakarta, Jumat (7/11/2024).
Selain isu perang, Puan juga menyinggung berbagai krisis global lainnya yang mengganggu kehidupan masyarakat dunia, seperti pandemi COVID-19, ketidakstabilan ekonomi, perubahan iklim, hingga masalah energi. Semua ini, menurut Puan, berdampak pada meningkatnya kerawanan pangan di banyak negara.
Kemiskinan dan Pengeluaran Militer yang Tinggi
Data menunjukkan hampir 700 juta orang, atau sekitar 8,5 persen dari populasi dunia, masih hidup dalam kemiskinan ekstrem. Menurut Puan, meningkatnya ketegangan antar negara dan besarnya persaingan global telah mengalihkan perhatian dunia dari upaya membantu masyarakat miskin.
“Di saat pengeluaran militer dunia mencapai 2,4 triliun dolar AS pada tahun 2023, bantuan pembangunan resmi (ODA) hanya berjumlah 223,7 miliar dolar AS atau kurang dari 10 persen dari total belanja militer global,” jelas Puan.
Ia menyoroti ketimpangan ini, dengan mengatakan bahwa meskipun banyak negara menghadapi kesulitan anggaran, terutama untuk pendanaan iklim, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pembangunan lainnya, pengeluaran militer tetap jauh lebih besar.
Usulan Alokasi Ulang Anggaran untuk Dunia Bebas Kemiskinan
Puan pun mempertanyakan, apa jadinya jika dunia bisa mengalokasikan 50 persen dari anggaran militer global, yakni sekitar 1,2 triliun dolar AS per tahun, untuk membantu masyarakat miskin hingga tahun 2030.
“Dampaknya pasti besar. Kita akan melihat dunia yang berbeda, di mana kemiskinan dan kelaparan dapat diberantas sepenuhnya pada tahun 2030,” tegasnya.
Puan berharap pertemuan P20 kali ini bisa mendorong parlemen di berbagai negara untuk memperbarui komitmen politik, khususnya dalam hal alokasi anggaran, agar tercipta dunia yang lebih damai dan sejahtera, baik bagi negara besar maupun kecil.
“Kita sebagai pemimpin politik di negara masing-masing memiliki peran penting. Kita bisa memengaruhi kebijakan pemerintah untuk menyelesaikan perselisihan dan perbedaan dengan cara yang damai,” tutup Puan.
Harapan untuk Dunia yang Lebih Baik
Puan menekankan bahwa forum P20 adalah kesempatan bagi para pemimpin parlemen untuk bekerja sama dalam membangun dunia yang lebih adil dan sejahtera. Ia berharap setiap negara bisa memperkuat komitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Pertemuan P20 ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai parlemen negara anggota G20, yang bersama-sama membahas berbagai isu penting yang dihadapi dunia saat ini.



