Jakarta – Menyikapi maraknya aksi demonstrasi di sejumlah daerah yang berujung anarkis, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun (BEM UIC) Jakarta mengeluarkan seruan damai. BEM UIC menegaskan bahwa demonstrasi adalah hak setiap warga negara, namun harus dijalankan dengan tertib, damai, dan tanpa merugikan masyarakat.
Dalam keterangan resminya, BEM UIC Jakarta menekankan pentingnya menjaga marwah gerakan mahasiswa sebagai penyalur aspirasi rakyat. Mereka menolak segala bentuk tindakan provokatif maupun anarkis yang dapat mencederai nilai demokrasi.
“Mahasiswa harus hadir sebagai pelopor gerakan yang beradab dan beretika. Menyampaikan aspirasi harus dengan cara yang cerdas, kritis, namun tetap damai. Anarkisme bukan solusi, justru merusak perjuangan itu sendiri,” ujar Ikhsan Buyung Kalean (Presma UIC Jakarta).
BEM UIC juga menyerukan kepada aparat keamanan agar lebih mengedepankan pendekatan humanis dalam mengawal aksi-aksi mahasiswa, sehingga tidak terjadi gesekan yang memicu kekerasan. Di sisi lain, pemerintah diminta untuk benar-benar mendengar dan menindaklanjuti aspirasi rakyat, agar aksi demonstrasi tidak kehilangan esensi perjuangan.
Sebagai bentuk komitmen terhadap gerakan damai, BEM UIC Jakarta akan menggalang kampanye kesadaran publik melalui forum diskusi, kajian, hingga gerakan media sosial dengan tagar #AksiDamaiUIC. Tujuannya untuk mengajak mahasiswa dan masyarakat luas mengedepankan dialog serta solusi konstruktif ketimbang kekerasan.
“Indonesia butuh ruang demokrasi yang sehat, bukan kerusuhan. Kami menyerukan kepada seluruh mahasiswa di tanah air untuk menjaga persatuan, merawat demokrasi, dan menolak segala bentuk provokasi anarkis,” tegas Ikhsan Buyung Kalean (Presma UIC Jakarta) dalam pernyataannya.
Dengan seruan damai ini, BEM UIC berharap demonstrasi ke depan dapat menjadi ruang aspirasi yang benar-benar mencerminkan semangat intelektual, moral, dan kebangsaan mahasiswa Indonesia.



