Jakarta – Suasana penuh semangat dan kebanggaan terasa kental menyelimuti area depan salah satu hotel di Kota New York pada Sabtu (20/09/2025), saat Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto tiba untuk memulai rangkaian kunjungan kerja resminya di Amerika Serikat, dilansir dari kemensegneg 22 September 2025.
Tak hanya formalitas protokoler, sambutan kali ini membawa kehangatan khas Indonesia. Ratusan diaspora Indonesia, dari pelajar hingga profesional, berkumpul sejak pagi di sekitar hotel tempat Presiden menginap. Mereka berdiri berjajar dengan bendera Merah Putih dan yel-yel semangat.
Begitu mobil kepresidenan berhenti, Presiden Prabowo turun dan tanpa ragu langsung menghampiri warga yang sudah menantinya. Ia menyalami satu per satu, melempar senyum hangat, dan menyambut mereka seperti keluarga jauh yang lama tak bersua.
“Indonesia! Indonesia! Indonesia!” seru para diaspora dengan semangat yang menggetarkan suasana.
Kehangatan makin terasa saat dua anak diaspora, Hatta Sanof Kurniawan dan Adriella Namarga Pandjaitan, tampil dalam balutan pakaian adat nusantara, menyerahkan karangan bunga kepada Presiden. Dalam gestur tulus, Prabowo menerimanya dengan penuh hormat—lalu mencium kepala kedua anak itu, memunculkan tepuk tangan hangat dari hadirin.
Tak hanya masyarakat, sejumlah pejabat tinggi turut menyambut Presiden. Di antaranya, beberapa menteri Kabinet Merah Putih dan Duta Besar Designate RI untuk AS, Dwisuryo Indroyono Soesilo.
Bagi diaspora yang hadir, terutama kalangan pelajar, momen ini bukan sekadar seremoni, tetapi kesempatan langka yang membangkitkan rasa nasionalisme dan koneksi emosional terhadap tanah air.
Glory Lamria, mahasiswa Columbia University, menilai kehadiran Prabowo sebagai pemimpin Indonesia di New York adalah hal yang penting dan bersejarah.
“Saya merasa bangga. Ini bukan hanya kunjungan, tapi momen untuk menyampaikan aspirasi diaspora. Saya harap ini jadi wadah partisipasi nyata,” ujarnya.
Senada dengan itu, Dimas, mahasiswa New York University, menyebut kehadiran Indonesia dalam Sidang Majelis Umum PBB sebagai suatu kebanggaan nasional.
“Kita di urutan ketiga sebagai pembicara. Itu menunjukkan posisi Indonesia di panggung dunia. Sebagai mahasiswa, saya merasa bangga,” katanya.
Sementara itu, Felice Nathania Pudya, juga dari Columbia University, menyebut momentum ini sebagai kehormatan besar bagi bangsa.
“Kami, mahasiswa Indonesia di sini, sangat menghargai kehadiran Pak Prabowo. Kami menantikan pidatonya di PBB dan siap mendukung langkah-langkah yang memajukan Indonesia,” tuturnya.
Presiden Prabowo dijadwalkan hadir dalam Sidang Majelis Umum ke-80 PBB, di mana Indonesia akan menjadi pembicara ketiga dalam Debat Umum—sebuah posisi strategis yang menunjukkan peran penting Indonesia di tataran geopolitik internasional.
Kehadirannya di New York menandai langkah awal dari berbagai agenda diplomatik penting yang tak hanya memperkuat posisi Indonesia di kancah global, tetapi juga menjadi penghubung antara tanah air dengan komunitas warganya yang tersebar di belahan dunia lain. (*)