Jakarta – Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer resmi mengumumkan pengakuan Inggris atas negara Palestina. Keputusan ini menandai perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Inggris, sekaligus mempertegas komitmen terhadap solusi dua negara.
“Dalam menghadapi kengerian yang berkembang di Timur Tengah, kami bertindak untuk menjaga kemungkinan perdamaian dan solusi dua negara tetap hidup,” kata PM Starmer dalam pernyataan video yang disiarkan di platform X, minggu (21/9).
Selain Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal juga mengumumkan pengakuan resmi terhadap Palestina. Prancis diperkirakan segera menyusul.
Namun langkah ini menuai penolakan keras dari Israel. PM Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negara Palestina tidak akan terwujud, bahkan menyebut pengakuan tersebut sebagai “hadiah besar untuk terorisme”. Kritik juga datang dari keluarga sandera yang masih ditahan di Gaza dan kalangan konservatif di Israel.
Israel dan Amerika Serikat menilai pengakuan terhadap Palestina sebagai hadiah diplomatik untuk Hamas, kelompok yang melakukan serangan ke wilayah Israel selatan pada 7 Oktober 2023 dan menewaskan sekitar 1.200 orang serta menyandera 251 orang.
PM Starmer membantah keras anggapan itu. Ia menegaskan pengakuan Inggris justru bertujuan melemahkan Hamas.
“Keputusan ini bukan hadiah untuk Hamas. Sebaliknya, dengan pengakuan Palestina, Hamas tidak memiliki masa depan, tidak memiliki peran dalam pemerintahan, dan tidak berperan dalam keamanan,” tegasnya.
Starmer menambahkan, langkah ini adalah janji bagi rakyat Palestina dan Israel untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.
“Kelaparan dan kehancuran di Gaza benar-benar tak tertahankan. Kematian dan kehancuran membuat kita semua ngeri,” ujarnya.
(HP)