DENPASAR, Suarabersama – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di sektor pariwisata Bali. Sekitar 100 pekerja hotel di Kabupaten Badung harus kehilangan pekerjaan akibat lesunya kegiatan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE).
Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, penurunan aktivitas MICE yang biasa digelar pemerintah menjadi penyebab utama. Hotel-hotel yang biasanya menjadi tempat pertemuan nasional dan internasional kini sangat jarang digunakan.
Efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah pusat juga turut berkontribusi pada dampak ini. Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, mengatakan, “Saat ini MICE sedang lesu, itulah yang terjadi.”
Meski begitu, sektor wisata liburan di Bali masih menunjukkan tren positif. Turis asing yang datang masih mencapai sekitar 18 ribu orang per hari dengan dukungan 43 maskapai penerbangan. Saat ini, 70 persen wisatawan datang untuk berlibur, sementara 30 persen sisanya untuk kegiatan pertemuan dan konferensi.
Dengan tingkat okupansi hotel rata-rata mencapai 70 hingga 80 persen, terutama menjelang musim liburan bulan Juli, seharusnya kondisi tersebut belum memaksa adanya PHK.
I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya berharap agar tidak ada lagi pemutusan hubungan kerja di sektor pariwisata. Dukungan dari pemerintah daerah yang memberikan kelonggaran untuk menggelar pertemuan di hotel dan restoran menjadi angin segar bagi bisnis MICE di Bali.
“Ini akan berdampak positif tidak hanya pada okupansi hotel, tapi juga pada pelaku UMKM yang bergantung pada pariwisata bisnis,” ujarnya.



