Jakarta, Suarabersama.com – Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengadakan pertemuan dengan Anna Bjerde, Managing Director of Operations dari Bank Dunia. Dalam kesempatan tersebut, Airlangga menyatakan bahwa Bank Dunia memberikan penghargaan terhadap stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia serta tingkat inflasi yang rendah.
“Tadi Bapak Presiden menerima Managing Director dari Bank Dunia, Ibu Anna, didampingi oleh Bank Dunia Jakarta. Dan dalam pertemuan tersebut, Bank Dunia mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di atas 5% serta tingkat inflasi yang rendah. Bank Dunia mengapresiasi pertumbuhan kita yang 5,11% dan inflasi 2,58%,” ungkap Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (25/7/2024).
Menurut prediksi Bank Dunia, tingkat pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan berada di kisaran 2,6% hingga 2,7%. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi global untuk tahun depan diperkirakan masih di bawah 5%, sekitar 4,8%.
“Namun pertumbuhan Indonesia tidak termasuk dalam kategori rendah. Jadi pertumbuhan Indonesia tetap sekitar 5 persen,” jelas Airlangga.
Bank Dunia juga memberikan apresiasi terhadap berbagai program pemerintah, termasuk upaya untuk mengurangi kemiskinan. Program lain yang mendapat pujian adalah pembangunan infrastruktur pertanian yang telah ditinjau langsung oleh perwakilan Bank Dunia.
“Oleh karena itu, Bank Dunia juga mengapresiasi program-program yang dilaksanakan pemerintah, seperti pengurangan kemiskinan. Selain itu, program-program terkait infrastruktur pertanian, termasuk irigasi, juga mendapat perhatian,” ujar Airlangga.
“Delegasi Bank Dunia dari Lombok juga melihat bagaimana pendapatan petani meningkat serta sistem irigasi yang berfungsi dengan baik. Selain itu, hasil pertanian yang meningkat juga mendongkrak nilai tukar petani,” tambahnya.
Bank Dunia juga menghargai program penanganan stunting yang dinilai masih dapat dikembangkan dalam skala yang lebih besar. Airlangga menyampaikan bahwa Presiden Jokowi juga memamerkan pencapaian penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Bank Dunia juga mengapresiasi program stunting yang dilakukan oleh Indonesia melalui Early Childhood Program. Indonesia dapat mengembangkan program ini dalam skala besar. Presiden juga menyampaikan penurunan angka stunting dari 37% menjadi 21%, serta penurunan kemiskinan ekstrem dari 6,2% menjadi 0,8%,” beber Airlangga.
Presiden Jokowi juga mengungkapkan tentang program dana desa sebesar Rp 71 triliun, yang salah satunya digunakan untuk menangani stunting. Selain itu, Jokowi menyampaikan target Indonesia untuk menjadi negara maju dengan pendapatan tinggi.
“Tentu saja ke depan, terkait dengan rencana kita untuk menjadi negara berpendapatan maju. Beberapa prioritas yang telah dilakukan oleh Bapak Presiden, seperti pembangunan infrastruktur, jalan tol, pelabuhan, serta dorongan untuk konektivitas, sangat diapresiasi. Begitu pula dengan program hilirisasi,” katanya.
Jokowi juga menjelaskan kepada Bank Dunia mengenai ketahanan pangan serta sejumlah program energi bersih, seperti energi hidro, solar, dan geotermal. “Bank Dunia juga menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur transmisi listrik,” tambahnya.
Dalam hal transisi energi, Jokowi menekankan pentingnya aspek keterjangkauan harga bagi masyarakat. Ia berharap bahwa keberagaman sumber energi dan transmisi yang saling terhubung antar pulau dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
“Tentunya berbagai subsidi yang dilakukan oleh pemerintah, juga ke depan, subsidi ini akan ditujukan kepada mereka yang berhak,” tegasnya.
(XLY)



