Suara Bersama

Petani Serahkan 415 Hektare Kebun Sawit di Kawasan TNTN ke Negara, Langkah Awal Restorasi Ekosistem

Pelalawan, Suarabersama – Sebuah langkah penting dalam upaya penyelamatan kawasan konservasi dilakukan oleh sekelompok petani di Kabupaten Pelalawan, Riau. Sebanyak 415 hektare kebun kelapa sawit yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) secara resmi dikembalikan ke negara.

Penyerahan lahan tersebut dilakukan oleh kelompok tani secara sukarela dan difasilitasi oleh Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH). Proses serah terima berlangsung secara simbolis dan dilanjutkan dengan kegiatan pembukaan lahan untuk rehabilitasi hutan.

Komitmen Sukarela dari Masyarakat

Ketua kelompok tani yang menyerahkan lahan menyatakan bahwa pengembalian ini merupakan wujud kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan. Lahan yang sebelumnya digunakan sebagai kebun sawit itu mulai dikelola sejak lebih dari satu dekade lalu, melalui jalur adat dari tokoh masyarakat setempat.

“Masyarakat menyadari bahwa kawasan ini merupakan wilayah konservasi yang harus dijaga. Kami memutuskan untuk menyerahkannya kembali kepada negara demi kepentingan bersama dan masa depan lingkungan,” ujarnya.

Diberi Waktu Panen Sebelum Penebangan

Sebagai bagian dari pendekatan persuasif, Satgas memberikan waktu bagi petani untuk memanen hasil sawit terakhir sebelum alat berat masuk ke lokasi. Setelah panen selesai, penebangan pohon sawit segera dilakukan dan akan dilanjutkan dengan penanaman kembali pohon-pohon endemik hutan hujan tropis Sumatra.

Langkah ini dinilai sebagai solusi yang berkeadilan, karena memberikan ruang adaptasi bagi petani sambil tetap menjaga tujuan utama yaitu pemulihan ekosistem TNTN.

Total Lahan Dikembalikan Capai 1.185 Hektare

Penyerahan ini merupakan bagian dari proses yang lebih luas. Dalam dua pekan terakhir, total luas lahan sawit yang dikembalikan ke negara di kawasan TNTN telah mencapai 1.185 hektare, hasil dari inisiatif tiga kelompok tani yang berbeda.

Komandan Satgas PKH menyampaikan apresiasi atas kesediaan masyarakat yang terlibat, dan menegaskan bahwa semua lahan yang dikembalikan akan direhabilitasi untuk fungsi konservasi, bukan untuk kepentingan bisnis atau investasi.

Menuju TNTN yang Lebih Lestari

Rehabilitasi hutan TNTN menjadi prioritas strategis mengingat kawasan ini merupakan rumah bagi spesies langka seperti gajah Sumatra dan harimau. Keberhasilan pengembalian lahan secara sukarela ini diharapkan menjadi contoh positif bagi kelompok masyarakat lain yang masih mengelola lahan di zona konservasi.

Upaya kolaboratif antara masyarakat dan pemerintah ini menjadi landasan kuat untuk mewujudkan hutan yang kembali hijau, berfungsi ekologis, dan berkelanjutan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

19 − nineteen =