Suara Bersama

Perang Dagang Trump Picu Gejolak Ekonomi, Ekonom Sebut Indonesia Bisa Manfaatkan Peluang Ini dengan Produk Kompetitif

Jakarta, Suarabersama.com – Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan tarif baru sebesar 25% atas impor dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk 10% untuk produk China, menggegerkan dunia ekonomi. Pada Sabtu (1/2/2025), Trump menandatangani perintah ini, meskipun kemudian menunda pelaksanaannya setelah pembicaraan dengan para pemimpin Meksiko dan Kanada. Namun, meski ada penundaan, dampak dari keputusan ini sudah terasa di pasar global, termasuk Indonesia.

Pada Senin (03/02/2025), pasar keuangan Indonesia ditutup di zona merah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, dan Surat Berharga Negara (SBN) mulai dibanjiri penjualan oleh investor.

Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro, Wahyu Widodo, menjelaskan bahwa meskipun situasi ini menambah ketidakpastian, Indonesia berpotensi untuk mengambil keuntungan dari perang dagang yang sedang terjadi. Menurut Wahyu, Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini jika memiliki produk substitutif yang kompetitif untuk menggantikan produk-produk negara yang terlibat dalam perang dagang tersebut.

“Logikanya sederhana, perang dagang dengan kenaikan tarif akan membuat komoditi mereka lebih mahal. Ini adalah peluang bagi kita, asalkan produk kita memenuhi kriteria substitusi dan kompetitif,” ujar Wahyu, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia pada Selasa (4/2/2025).

Namun, Wahyu juga memperingatkan adanya potensi dampak negatif dari eskalasi kebijakan perang dagang ini, yang bisa menimbulkan ketidakpercayaan global atau distrust di pasar internasional. Ia menambahkan bahwa Indonesia harus waspada karena keterlibatannya dalam BRICS dan pengalaman sanksi perdagangan pada masa pemerintahan Trump sebelumnya.

“Indonesia mungkin saja menjadi target selanjutnya, mengingat pengaruhnya dalam BRICS dan pengalaman sanksi perdagangan yang pernah diterima pada periode pertama kepresidenan Trump,” lanjutnya.

Perang dagang yang terjadi ini memang memberikan peluang, namun juga menambah risiko bagi Indonesia yang perlu menyesuaikan strategi agar tetap kompetitif di pasar global.

(HP)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 × 3 =