Suara Bersama

Penulisan Ulang Sejarah Nasional Dipercepat Jelang 80 Tahun Kemerdekaan

Jakarta, Suarabersama – Menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia pada Agustus 2025, pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan tengah menggarap proyek besar penulisan ulang sejarah nasional. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa proyek ini melibatkan lebih dari 100 sejarawan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Dalam konsep awalnya, penulisan ini bertujuan untuk menghasilkan sejarah resmi bangsa dengan orientasi nasional, guna memperkuat rasa kebangsaan dan cinta Tanah Air. Karya ini akan dibukukan dalam sepuluh jilid, disusun secara kolektif oleh para ahli sejarah Indonesia.

Alasan di Balik Revisi Sejarah Nasional

Salah satu motivasi utama proyek ini adalah kebutuhan untuk menyesuaikan narasi sejarah dengan berbagai penemuan arkeologis dan kajian terbaru. Temuan seperti lukisan gua di Leang-Leang, Sulawesi Selatan, yang usianya kini diperkirakan antara 40.000 hingga 52.000 tahun, mengungkap bahwa jejak budaya di wilayah ini jauh lebih tua dari yang selama ini dipercaya.

Selain itu, karya akademik dari para sejarawan muda—termasuk disertasi dan tesis yang selama ini belum masuk ke dalam buku sejarah resmi—juga akan diintegrasikan. Referensi lama seperti Sejarah Nasional Indonesia dari dekade 1980-an dan Indonesia dalam Arus Sejarah yang diterbitkan pada 2012 akan tetap digunakan, namun akan diperbarui agar lebih akurat dan ilmiah.

Meluruskan Narasi Kolonial

Narasi sejarah yang selama ini diajarkan dinilai terlalu menyederhanakan masa kolonial. Oleh karena itu, pemerintah bersama Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) berupaya melakukan pembacaan ulang terhadap era penjajahan. Misalnya, klaim bahwa Indonesia dijajah selama 350 tahun kini dipertanyakan, karena tidak semua daerah mengalami penjajahan dalam kurun waktu yang sama.

Beberapa wilayah, seperti Aceh, baru ditaklukkan Belanda pada dekade 1920-an bahkan 1930-an. Hal ini mendorong interpretasi baru bahwa Indonesia bukanlah bangsa yang terus-menerus berada dalam posisi kalah, melainkan bangsa yang memiliki perlawanan aktif dan kompleks terhadap kolonialisme.

Penguatan Identitas Nasional

Proyek penulisan ulang sejarah ini juga diposisikan sebagai upaya membangun kesadaran nasional yang lebih utuh. Diharapkan, generasi muda Indonesia dapat memahami akar sejarah mereka secara lebih dalam dan beragam, serta merasa bangga dengan warisan leluhur yang kaya.

Berikut adalah rancangan isi dari sepuluh jilid buku sejarah nasional tersebut:

  1. Sejarah Awal Indonesia dan Asal-usul Masyarakat Nusantara

  2. Nusantara dalam Jaringan Global: Hubungan dengan India dan Cina

  3. Nusantara dalam Jaringan Global: Hubungan dengan Timur Tengah

  4. Interaksi dengan Bangsa Barat: Persaingan dan Kerjasama

  5. Respon Masyarakat terhadap Penjajahan

  6. Pergerakan Kebangsaan dan Bangkitnya Semangat Merdeka

  7. Perang Kemerdekaan Indonesia

  8. Masa-masa Sulit dan Ancaman Persatuan Bangsa

  9. Era Orde Baru (1967–1998)

  10. Masa Reformasi (1999–2024)

Kontroversi dan Harapan

Meski proyek ini menuai dukungan, kritik juga bermunculan, khususnya terkait kekhawatiran akan penyederhanaan narasi kelam dalam sejarah, seperti tragedi pelanggaran HAM. Namun, pihak Kementerian menyatakan bahwa sejarah resmi ini bukan bertujuan mengaburkan fakta, melainkan menyampaikan peristiwa penting secara garis besar dengan tetap menjaga semangat konstruktif dan kebangsaan.

Dengan peluncuran yang direncanakan menjelang 17 Agustus 2025, proyek ini diharapkan dapat menjadi salah satu warisan intelektual penting dalam peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia—bukan hanya sebagai buku sejarah, tetapi juga sebagai fondasi jati diri bangsa.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

18 − twelve =