Suara Bersama

Penolakan Program Makanan Bergizi Gratis di Papua: Akar Masalah dan Pandangan Berbeda

Papua, Suarabersama – Terjadi penolakan terhadap program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah wilayah Papua yang menjadi viral di media sosial. Dalam video yang diterima Republika, tampak ratusan pelajar melakukan aksi unjuk rasa di Yahukimo, Papua Pegunungan. Mereka memprotes bahwa sekolah seharusnya mengutamakan pendidikan dan bukan menjadi tempat penyedia makanan. Spanduk bertuliskan “Aliansi Pelajar Yahukimo” dan “Makan Gratis, mati Gratis” turut dibentangkan.

Peneliti BRIN, Cahyo Pamungkas, menilai penolakan ini dipicu oleh ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat, yang dianggap tidak melibatkan masyarakat Papua dalam keputusan kebijakan. Penolakan ini juga terkait dengan perubahan pola makan masyarakat Papua, yang dahulu mengandalkan umbi-umbian dan sagu, bukan beras.

Penolakan terhadap program ini juga diperparah dengan keterlibatan TNI dalam pelaksanaannya di wilayah pegunungan Papua, yang menimbulkan rasa takut akibat kenangan buruk masa lalu. Cahyo menyarankan agar pelaksanaan MBG melibatkan masyarakat sipil, seperti gereja, masyarakat adat, dan organisasi lokal.

Sementara itu, Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom membantah keterlibatan kelompoknya dalam penolakan ini, sementara Victor Yeimo dari KNPB mengaitkan program MBG dengan penjajahan. KNPB melihat pemberian makanan gratis sebagai taktik penjajah untuk menundukkan bangsa.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa program MBG adalah tugas kemanusiaan dan menolak kaitan dengan isu politik atau ancaman kelompok separatis. Program ini tetap berjalan dengan harapan dapat meningkatkan gizi masyarakat Papua.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty − 9 =