Suara Bersama

Penjelasan Istana Soal Stairlift di Borobudur dan Penutupan Akses Wisata Jelang Kunjungan Presiden Macron

Jakarta, Suarabersama.com – Menjelang kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron, beredar luas sebuah video di media sosial yang menampilkan dugaan pemasangan eskalator di kawasan Candi Borobudur. Video tersebut menjadi viral dan memicu berbagai tanggapan publik.

Merespons kabar tersebut, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi memberikan penjelasan bahwa fasilitas yang disiapkan bukanlah eskalator seperti yang ramai dibicarakan, melainkan stairlift—alat bantu naik yang biasa digunakan di sisi tangga.

Hasan menekankan bahwa Presiden Prabowo Subianto bersama Presiden Macron akan menggunakan fasilitas stairlift saat menaiki Candi Borobudur, bukan eskalator.
“Jadi Presiden Prancis tentu dalam kunjungan kenegaraan waktunya terbatas. Bukan kayak kita kalau liburan ke Borobudur seharian di situ. Waktunya ketat, waktunya terbatas, sehingga juga disiapkan fasilitas untuk memudahkannya agar bisa menapaki setiap tingkat yang ada di Borobudur,” ujar Hasan di kantornya di Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

Ramp dan Stairlift Disiapkan sebagai Fasilitas Akses

Ia menerangkan bahwa jalur yang dibangun untuk mencapai lantai keempat berupa ramp atau jalan landai tanpa anak tangga, dan selanjutnya akan dilengkapi dengan stairlift untuk menuju tingkat lebih tinggi dari candi.

“Pemerintah menyiapkan ramp, jadi semacam jalan setapak yang tidak pakai tangga untuk sampai level 4. Kemudian juga menyiapkan nanti, namanya apa itu? Stairlift. Stairlift itu kalau di rumah-rumah biasanya dipasang di pinggiran tangga untuk bawa orang untuk naik ke lantai berikutnya. Jadi dari lantai 5 ke lantai 8 mungkin nanti pakai, atau sampai lantai 7 itu nanti pakai stairlift supaya waktunya lebih efisien,” sambung Hasan.

Hasan menyebut bahwa penggunaan stairlift dilandasi alasan efisiensi waktu dan kenyamanan selama kunjungan resmi kenegaraan.
“Dalam keadaan kecapekan bisa kusut. Ini untuk lebih proper saja sebagai sebuah kunjungan kenegaraan,” jelasnya.

Proses Pemasangan Bersifat Sementara

Kekhawatiran publik soal potensi kerusakan struktur candi turut dijawab Hasan. Ia memastikan bahwa pemasangan fasilitas ini dilakukan tanpa metode invasif dan hanya bersifat sementara.
“Jadi hanya ditaruh, didudukkan, ditaruh saja. Jadi nanti ketika misalnya itu selesai, itu bisa dibongkar dengan mudah. Jadi untuk kunjungan itu lebih kepada kita mempersiapkan fasilitas yang memudahkan kunjungan Presiden Macron agar bisa menikmati keindahan dan kemegahan Borobudur secara keseluruhan,” katanya.

Penutupan Akses Sementara Bagi Wisatawan

Untuk mendukung kelancaran kunjungan tersebut, pemerintah menutup sementara akses wisatawan ke zona I kawasan Candi Borobudur hingga Kamis, 29 Mei 2025. Video yang sebelumnya menimbulkan kontroversi tersebar di berbagai platform digital seperti Instagram dan X (Twitter), dan sempat memperlihatkan struktur yang diduga sebagai bagian dari eskalator tertancap di candi—meskipun telah dibantah oleh pihak Istana.

Kunjungan Presiden Macron ini menjadi bagian dari penguatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Prancis, dengan Borobudur dipilih sebagai simbol warisan dunia yang mencerminkan nilai strategis dan historis kedua negara.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

two + 19 =