Jakarta, Suarabersama.com – Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di kediamannya di Teheran. Haniyeh meninggal setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran dan melakukan pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei.
“Sebelumnya pada hari Selasa, Haniyeh menghadiri pelantikan presiden baru Iran dan bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran,” pernyataan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Pembunuhan Ismail Haniyeh telah menimbulkan kekhawatiran mengenai kemungkinan peningkatan ketegangan yang dapat berujung pada perang regional besar.
Kematian Haniyeh juga telah dikonfirmasi oleh kelompok Palestina, Hamas, yang dalam pernyataannya menyebutkan pihak yang dianggap bertanggung jawab atas kematian tersebut.
“Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh. Serangan berbahaya Israel menewaskan kepala politbiro kelompok Palestina di Teheran,” kata Hamas dalam pernyataannya.
Ismail Haniyeh, yang telah tinggal di pengasingan selama dua tahun terakhir, diberi masa jabatan empat tahun baru oleh Dewan Syura, badan pengambil keputusan tertinggi kelompok Islam tersebut.
Ismail Haniyeh yang telah hidup dalam pengasingan selama dua tahun terakhir, baru saja diberi masa jabatan empat tahun lagi oleh Dewan Syura, lembaga pengambil keputusan tertinggi dalam kelompok Islam Hamas.
Haniyeh merupakan mantan ajudan pendiri Hamas, Ahmed Yassin, yang tewas dibunuh dalam serangan udara Israel pada tahun 2004.
Ismail Haniyeh menjabat sebagai Perdana Menteri Palestina setelah Hamas memenangkan pemilihan parlemen pada tahun 2006. Setahun sebelum kelompok militan Islam tersebut merebut kendali Gaza dari pasukan saingannya yang dipimpin oleh Fatah di bawah Presiden Mahmoud Abbas.
Ismail Haniyeh menjabat sebagai pemimpin Hamas di Gaza sebelum terpilih sebagai kepala gerakan tersebut pada tahun 2017. Haniyeh meninggalkan Gaza pada tahun 2019, Haniyeh membagi waktunya antara Turki dan Qatar. Ia juga belum mengungkapkan rencananya mengenai kemungkinan kembali ke Palestina.
(Hni)