Suara Bersama

Pemerintah mengoptimalkan ketahanan ekonomi di tengah tantangan global

Jakarta, Suarabersama.com -Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, mengungkapkan bahwa Pemerintah akan terus berupaya mengoptimalkan ketahanan ekonomi nasional di tengah berbagai tantangan global. “Berbagai indikator ekonomi menunjukkan bahwa langkah-langkah strategis yang telah diambil berhasil memberikan fondasi kuat bagi perekonomian nasional,” kata Ferry di Jakarta, pada hari Senin.

Salah satu indikator yang menggambarkan stabilitas ekonomi adalah kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Pada kuartal I-2024, NPI menunjukkan perbaikan yang signifikan, dari defisit 6 miliar dolar AS pada kuartal I-2024 menjadi defisit yang lebih rendah, yakni 0,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS). “Neraca perdagangan barang yang konsisten mencatat surplus selama 51 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 menjadi bukti nyata ketahanan daya serap produk-produk ekspor Indonesia di tengah pelemahan ekonomi global. Pemerintah akan terus memperkuat sektor-sektor dengan nilai tambah tinggi dan tidak bergantung pada fluktuasi harga komoditas global,” ujarnya.

Contoh sektor bernilai tambah tinggi tersebut adalah sektor industri manufaktur berbasis teknologi tinggi, seperti industri otomotif, elektronika, dan hilirisasi industri. Untuk mendukung sektor-sektor tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan berbagai regulasi terkait pemberian insentif fiskal, pelarangan ekspor barang mentah, pengembangan pusat riset dan inovasi, serta pemanfaatan berbagai kerja sama internasional.

Perbaikan NPI juga didorong oleh surplus pada transaksi modal dan finansial yang mampu mengimbangi defisit transaksi berjalan. Pada kuartal II-2024, transaksi modal dan finansial mencatatkan surplus sebesar 2,7 miliar dolar AS, mencerminkan kepercayaan investor asing terhadap pasar keuangan dan sektor riil domestik.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan tidak selalu mencerminkan kondisi buruk bagi perekonomian nasional, terutama dalam konteks pembangunan negara berkembang seperti Indonesia. Defisit transaksi berjalan sebesar 3,0 miliar dolar AS atau setara dengan 0,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2024 terjadi di tengah upaya Pemerintah untuk mendorong investasi dan memperkuat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Di sisi lain, peningkatan defisit neraca jasa sebesar 5,2 miliar dolar AS pada kuartal II-2024 disebabkan oleh sektor perjalanan, khususnya faktor musiman dari pelaksanaan ibadah haji yang bersifat sementara. Sedangkan, defisit pendapatan primer sebesar 9,29 miliar dolar AS dipengaruhi oleh peningkatan pembayaran dividen dan bunga/kupon investasi yang meningkat sesuai pola kuartalan.

Lebih lanjut, Ferry menyampaikan bahwa ekspor jasa Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan nilai ekspor jasa pada kuartal II mencapai 9,0 miliar dolar AS. “Pemerintah terus mengintensifkan langkah-langkah untuk mendorong peningkatan ekspor jasa melalui penguatan kebijakan struktural. Pengembangan yang dilakukan berfokus pada sektor jasa berdaya saing tinggi dan peningkatan investasi di sektor-sektor strategis, seperti teknologi dan layanan keuangan. Pemerintah optimistis bahwa defisit transaksi berjalan akan berangsur membaik dalam jangka menengah hingga panjang,” katanya.

Investasi langsung tetap menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada triwulan kedua 2024, surplus investasi langsung mencapai 1,4 miliar dolar AS, mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi domestik. Pemerintah terus memperkuat iklim investasi melalui reformasi regulasi dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

Peran Indonesia Investment Authority (INA) sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) juga terus digerakkan untuk memperkuat aliran modal masuk yang berkualitas, khususnya di sektor-sektor penting seperti infrastruktur, energi, dan teknologi. “Selain itu, Pemerintah terus memperkuat kebijakan ekonomi berkelanjutan untuk menjaga stabilitas jangka panjang. Dalam upaya ini, kami mendorong peningkatan daya saing melalui reformasi struktural yang menargetkan perbaikan iklim usaha dan peningkatan efisiensi birokrasi,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan inovasi merupakan langkah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. “Melalui pendidikan dan pelatihan yang lebih baik, serta dukungan terhadap startup dan perusahaan teknologi, Indonesia siap bersaing di era ekonomi digital,” kata Ferry lagi.

 

(XLY)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

16 + 13 =