Jakarta – Sedikitnya sembilan orang tewas dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka dalam serangan udara yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza pada Selasa malam (28/10), yang menandai pelanggaran terbaru terhadap perjanjian gencatan senjata, menurut sumber medis seperti dikutip dari Antara.
Sebuah serangan menghantam sebuah rumah di kawasan permukiman Sabra di Kota Gaza, yang berada di dalam “garis kuning”, menewaskan empat orang, sementara beberapa lainnya dilaporkan tertimbun reruntuhan, menurut sumber.
“Garis kuning” merujuk pada zona di mana pasukan Israel menarik diri berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, yang membentang dari Kegubernuran Gaza Utara hingga pinggiran Rafah.
Lima warga Palestina lainnya tewas ketika pasukan Israel menyerang sebuah kendaraan di Khan Younis, yang juga berada di dalam “garis kuning” di Gaza selatan.
Tentara Israel melancarkan rangkaian serangan udara dan tembakan artileri di Jalur Gaza pada Selasa setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan “serangan segera dan kuat” di wilayah kantong itu karena dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh kelompok Hamas.
Menurut wartawan Anadolu, serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi Shati di sebelah barat Kota Gaza, sementara artileri menargetkan wilayah timur Deir al-Balah di Gaza tengah. Rudal juga menghantam area sekitar Kompleks Medis Shifa di Kota Gaza.
Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku sejak 10 Oktober, berdasarkan rencana perdamaian yang diusulkan Presiden AS, Donald Trump.
Fase pertama kesepakatan ini mencakup pertukaran sandera dan tahanan, sementara fase berikutnya adalah rekonstruksi Gaza dan pembentukan pemerintahan baru tanpa melibatkan Hamas.
Israel telah menewaskan lebih dari 68.500 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 170.000 orang dalam gelombang serangan mematikan di Gaza sejak Oktober 2023.
– Sedikitnya sembilan orang tewas dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka dalam serangan udara yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza pada Selasa malam (28/10), yang menandai pelanggaran terbaru terhadap perjanjian gencatan senjata, menurut sumber medis.
Sebuah serangan menghantam sebuah rumah di kawasan permukiman Sabra di Kota Gaza, yang berada di dalam “garis kuning”, menewaskan empat orang, sementara beberapa lainnya dilaporkan tertimbun reruntuhan, menurut sumber.
“Garis kuning” merujuk pada zona di mana pasukan Israel menarik diri berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, yang membentang dari Kegubernuran Gaza Utara hingga pinggiran Rafah.
Lima warga Palestina lainnya tewas ketika pasukan Israel menyerang sebuah kendaraan di Khan Younis, yang juga berada di dalam “garis kuning” di Gaza selatan.
Tentara Israel melancarkan rangkaian serangan udara dan tembakan artileri di Jalur Gaza pada Selasa setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan “serangan segera dan kuat” di wilayah kantong itu karena dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh kelompok Hamas.
Menurut wartawan Anadolu, serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi Shati di sebelah barat Kota Gaza, sementara artileri menargetkan wilayah timur Deir al-Balah di Gaza tengah. Rudal juga menghantam area sekitar Kompleks Medis Shifa di Kota Gaza.
Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku sejak 10 Oktober, berdasarkan rencana perdamaian yang diusulkan Presiden AS, Donald Trump.
Fase pertama kesepakatan ini mencakup pertukaran sandera dan tahanan, sementara fase berikutnya adalah rekonstruksi Gaza dan pembentukan pemerintahan baru tanpa melibatkan Hamas.
Israel telah menewaskan lebih dari 68.500 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 170.000 orang dalam gelombang serangan mematikan di Gaza sejak Oktober 2023. (*)



