Jakarta, Suarabersama.com – Parlemen Republik Islam Iran resmi menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz bagi seluruh aktivitas pelayaran, menyusul serangan militer Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan pada Minggu (22/6).
Keputusan strategis ini disampaikan oleh Mayor Jenderal Esmaeli Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, melalui siaran televisi nasional Press TV.
“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” kata Kowsari.
Meski demikian, Kowsari menegaskan bahwa keputusan final masih menunggu persetujuan Dewan Keamanan Tertinggi Nasional, lembaga keamanan tertinggi di Republik Islam Iran.
Selat Hormuz: Jalur Vital Minyak Dunia
Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran penting yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab dan Samudra Hindia. Lebih dari 20 persen pasokan minyak mentah dunia melewati selat ini setiap harinya. Potensi penutupan jalur ini memicu kekhawatiran global akan gangguan pasokan energi dan lonjakan harga minyak yang drastis.
Langkah ini muncul setelah serangkaian eskalasi militer yang melibatkan Iran, Israel, dan Amerika Serikat sejak pertengahan Juni. Serangan rudal dari Teheran ke Israel dilaporkan menewaskan sedikitnya 25 orang, sementara Israel merespons dengan serangan udara besar-besaran yang menewaskan lebih dari 430 warga Iran dan melukai lebih dari 3.500 lainnya, menurut data dari Kementerian Kesehatan Iran.
Presiden AS Donald Trump kemudian mengonfirmasi serangan AS ke tiga fasilitas nuklir Iran, yang disebutnya sebagai “operasi militer yang sukses.”
Ancaman Krisis Energi dan Geopolitik
Keputusan parlemen Iran ini memicu kekhawatiran besar di kalangan analis energi dan politik global. Penutupan Selat Hormuz, jika benar-benar terjadi, berpotensi menyebabkan krisis pasokan minyak global, mendorong harga minyak mentah naik tajam, serta mengancam stabilitas ekonomi dunia yang sudah rapuh.
Sejumlah negara pengimpor minyak dari Teluk, termasuk Jepang, Korea Selatan, India, dan negara-negara Eropa, dipastikan akan terkena dampak langsung.
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas ketegangan yang terus meningkat dan dampaknya terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
(HP)



