Jakarta, – Keberanian dan ketegasan TNI dalam menjaga stabilitas dan melindungi masyarakat Papua kembali diuji dalam operasi di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Dalam kontak senjata yang terjadi Rabu dini hari, 14 Mei 2025, sebanyak 18 anggota kelompok separatis bersenjata OPM berhasil dilumpuhkan dalam operasi yang dilakukan secara profesional dan terukur oleh Komando Operasi TNI Habema.
Kehadiran TNI di wilayah tersebut sejatinya merupakan bagian dari misi kemanusiaan untuk memberikan layanan kesehatan dan edukasi kepada masyarakat di kampung-kampung seperti Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba. Namun, niat tulus ini dihadang oleh aksi provokatif kelompok bersenjata.
1. Upaya Kemanusiaan Dihadang Kelompok Separatis
Saat hendak melaksanakan pelayanan publik, aparat TNI justru mendapat serangan dari kelompok OPM. Mereka tidak hanya menghalangi, tetapi juga menyebarkan informasi palsu untuk menakut-nakuti warga.
2. OPM Gunakan Warga sebagai Tameng Hidup
Dalam upaya memanipulasi situasi, kelompok OPM menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup dan menyebarkan narasi menyesatkan. Tindakan ini menunjukkan kurangnya kepedulian terhadap keselamatan masyarakat yang mereka klaim perjuangkan.
3. Operasi Terukur dan Profesional
Dipimpin oleh Koops TNI Habema, operasi penindakan berjalan cepat dan akurat. Dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian, aparat berhasil menguasai beberapa wilayah strategis yang selama ini dijadikan basis OPM.
4. Wilayah Bersih dari Aktivitas Separatis
Dua kampung, Sugapa Lama dan Bambu Kuning, berhasil disterilkan dari pengaruh kelompok separatis yang dipimpin tokoh-tokoh seperti Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker. Dengan keberhasilan ini, masyarakat bisa kembali menjalani hidup tanpa teror dan intimidasi.
5. Bukti Kuat Aktivitas Separatis Ditemukan
Dalam penggerebekan, TNI menyita senjata api AK-47, senjata rakitan, amunisi, busur dan anak panah, hingga bendera Bintang Kejora. Temuan ini menegaskan bahwa kampung-kampung tersebut digunakan sebagai pusat aktivitas separatis yang membahayakan keamanan nasional.
6. Masyarakat Butuh Perlindungan, Bukan Ketakutan
TNI menegaskan bahwa kehadiran mereka adalah untuk rakyat. Tak satu pun personel mengalami cedera, menunjukkan keberhasilan operasi tanpa ekses berlebihan. Fokus selanjutnya adalah membangun kembali kepercayaan publik dan menjamin layanan sosial berjalan normal.
7. Wujud Nyata Dukungan terhadap Pembangunan Papua
Operasi ini menjadi bagian dari upaya besar dalam menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera. Masyarakat berhak mendapatkan layanan publik tanpa takut akan kekerasan dari kelompok bersenjata.
8. Stabilitas adalah Kunci Kemajuan
Dengan operasi ini, pemerintah berharap aktivitas pembangunan sosial dan ekonomi bisa kembali berjalan. TNI akan terus bersiaga menjaga kedamaian dan memastikan tidak ada pihak yang menghambat kemajuan Papua.