Paris, Suarabersama – Sebuah kehormatan besar bagi Indonesia: kontingen gabungan TNI dan Polri—yang dikenal sebagai Satgas Patriot II—ditunjuk sebagai pasukan pembuka dalam parade militer Bastille Day di Champs-Élysées, Paris. Formasi mereka memimpin di depan podium kehormatan tempat Presiden Prancis Emmanuel Macron berdiri, sebuah pertanda kuat hubungan diplomatik dan militer dua negara.
◼️ Persiapan dan Gladi Resik
Sebanyak sekitar 500 personel gabungan dari TNI, Polri, dan akademi militer menjalani latihan intensif di lapangan terbuka. Mereka dilatih untuk langkah baris tetap, irama drum band, dan koordinasi formasi agar sempurna saat tampil di hadapan Presiden Prabowo Subianto dan Macron.
Komandan kontingen, Brigadir Jenderal Ferry Irawan, menyatakan bahwa kehormatan pasukan pembuka mencerminkan kepercayaan penuh dari Prancis. “Ini bukti hubungan kuat dan bersejarah antara Indonesia dan Perancis,” ujarnya.
◼️ Penampilan di Hari H
Pada pagi hari 14 Juli, di bawah langit cerah Paris, 451 prajurit TNI, Polri, dan drum band memasuki arena utama parade. Mereka membawa semangat kebanggaan nasional saat melangkah tegap melewati podium dan tribun kehormatan—di mana Presiden Prabowo menyaksikan sambil memberi hormat.
Suara komandan formasi memadati udara, diiringi gemuruh sorak para penonton dan tepuk tangan Macron. Beberapa drumband menampilkan lagu-lagu nasional Indonesia seperti “Maju Tak Gentar,” menegaskan identitas budaya dan militer bangsa. Kehadiran mereka mencuri perhatian publik serta menegaskan posisi strategis Indonesia di kancah diplomasi global.
◼️ Simbol Diplomasi & Kerja Sama
Undangan resmi dari Presiden Macron yang disampaikan saat kunjungannya ke Jakarta bukan hanya simbol kehormatan, tapi juga tanda nyata kerja sama militer dan pertahanan antara kedua negara. Proses pengiriman pasukan dilakukan secara matang: peninjauan langsung oleh Presiden Prabowo di Halim Perdanakusuma, pengawalan ketat oleh Menteri Pertahanan dan Kapolri, dan persiapan logistik yang rapi.
◼️ Sorotan Publik dan Media
Momen ini mendapatkan perhatian luas media internasional. Warga Paris bertepuk tangan meriah, sedangkan kamera televisi menyorot dengan kagum detil formasi dan irama drummer asal Indonesia. Sebagai satu-satunya negara Asia yang diberi kesempatan memimpin defile, Indonesia mencetak rekor dalam sejarah parade Bastille Day.
◼️ Kesimpulan
Kehadiran kontingen Patriot II di Bastille Day bukan sekadar parade militer—tetapi juga representasi diplomasi strategis, simbol persahabatan, dan kematangan profesionalisme TNI-Polri. Penampilan brilian ini diharapkan menjadi momentum untuk mempererat kerja sama bilateral, membuka peluang kolaborasi pertahanan, serta memperkuat citra Indonesia di mata dunia.



