Jakarta, Suarabersama.com – Pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di Tanah Air kini telah menjadi hal yang cukup umum. Salah satu contohnya adalah PT Teknologi Sahabat Alam (TESA) dari Bandung yang baru-baru ini memperkenalkan produk terbarunya, yakni mobil autonomous driving atau mobil self driving, pada acara Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2024.
Mobil self driving atau mobil otonom ini merupakan salah satu inovasi teknologi terbaru yang memungkinkan kendaraan bergerak secara otomatis di bawah pengawasan pengemudi. Direktur Utama TESA, Nurbuana, menjelaskan bahwa mobil otonom ini dilengkapi dengan tiga mode berbeda.
Mode pertama “Kita buat mobil otonomous yang bisa mengikuti track line. Jadi dia ngikutin track line yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk titik-titik pemberhentiannya ditentukan sesuai kebutuhan user. Setelah diprogram dia akan berhenti di titik-titik tersebut,” ucap Buana, sapaan akrabnya, pada Kamis (8/8/2024).
Ia juga menambahkan, “Jadi seperti busway ada haltenya, ada jalur sendiri, hanya dia tidak perlu driver. Cukup menggunakan aspal biasa dan di cat untuk track linenya, dia sudah bisa ngikutin otomatis.”
Mode kedua dari mobil otonom ini merupakan kombinasi antara remote dan track line. Buana memberi contoh, mode ini cocok untuk kendaraan angkutan perumahan atau angkutan umum yang tidak memiliki halte. “Terus untuk mode keduanya, diperuntukan untuk pemberhentian yang titiknya berhentinya random. Misalkan angkutan untuk perumahan atau angkutan umum yang tidak ada haltenya, itu belok-beloknya tetap pake otonomous, cuman maju mundur dan berhentinya pakai remot, ada operatornya sehingga berhenti bisa dimana aja,” jelas Buana.
Adapun mode ketiga, mobil otonom ini sepenuhnya dapat dikendalikan menggunakan remote. “Mode yang ketiganya, dia bisa full semua pakai remote,” ujarnya. Dengan mengusung konsep autopilot, Buana memastikan bahwa mobil otonom ini akan tetap berada di jalur yang telah ditentukan sebelumnya. “Jadi otonomus ini memang supirnya gak ada, ini berdasarkan program yang mirip dengan AI, jadi dari data yang didapat kita buat algoritma sehingga resultnya sesuai keinginan. Misalnya kalau dia belok dan keluar dari jalur itu, dia bisa mundur balik lagi ke line yang sebelumnya baru ngikutin lagi, kita yang program,” terangnya.
Buana juga memastikan bahwa semua komponen yang digunakan dalam pembuatan mobil otonom ini, termasuk bahan bakunya, adalah produk asli Indonesia. “Setahu saya di Indonesia baru dan hampir 100 persen produk lokal untuk body dan softwarenya,” ujarnya.
Beberapa keunggulan dari fitur mobil otonom ini antara lain adalah ketepatan waktu dan efisiensi. “Misalkan di satu kawasan ada 50 unit, jadi dia rotasi terus melayani user. Sistemnya juga sudah canggih dan bisa dikombinasikan dengan apps pendukung. Setau saya kendaraan otonomus di Indonesia belum ada yang ngebuat sampai jadi produk industrial, jadi ini sudah industrial,” ungkap Buana.
Keunggulan lainnya adalah penggunaan kombinasi sensor kamera, sensor jarak, dan algoritma. “Jadi walaupun ini otonomus kalau ada orang nyebrang atau benda yang menghalangi jalur, dia akan berhenti. Karena ada sensor tadi,” lanjutnya. Buana juga menekankan bahwa TESA merupakan perusahaan yang mengintegrasikan kemajuan teknologi dengan kepedulian terhadap lingkungan.
“Sekarang kita bikin autonomousnya, nanti motornya, dan produk lain semuanya berbasis zero emisi. Jadi konsep kita ngikutin sekarang sedunia lagi heboh karbon segala macem dan memang kita fokus juga pada lingkungan karena apabila semua bahan fosil nanti polusi makin banyak,” katanya.
Selain itu, Buana menambahkan bahwa Indonesia, sebagai produsen batu bara, memiliki kelebihan tersendiri dalam hal ini. “Jadi untuk ekonomi sebenarnya juga bagus, dengan mengandalkan EV. Kita eksportir terbesar batu bara, jadi bahan energi tersebut melimpah. Klo import bahan bakar fosil terus kan memperkaya negara lain. Disamping bagus buat ekonominya juga, pencemaran juga bisa ditekan,” tuturnya. Bagi masyarakat yang tertarik melihat mobil otonom tersebut, Buana mengundang mereka untuk datang ke pameran IEMS 2024 yang berlangsung di ICC, Cibinong Science Center pada 8-11 Agustus 2024.
(Hni)



