Jakarta – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyatakan dukungannya terhadap langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dalam upaya mengembalikan ketangguhan daerah aliran sungai (DAS) melalui program penanaman pohon.
“Ini inisiatif pak gubernur untuk merespons langsung kejadian bencana beberapa hari yang lalu, melalui kegiatan area ini, akan terus dilanjutkan pada daerah-daerah yang sangat penting untuk menyangga Provinsi Bali,” ujarnya di Denpasar, Jumat.
Hanif hadir langsung dalam kegiatan penanaman 500 bibit pohon berakar kuat seperti majegau, nagasari, rejasa, cempaka, mangga, dan nangka di Taman Kehati, kawasan aliran Sungai Tukad Ayung, Kesiman.
“Area ini terus didalami ya, karena ini lanskapnya lebar, pak gubernur sendiri tidak hanya meminta DAS Ayung saja yang dilakukan evaluasi, tapi menyeluruh, jadi kita semua ingin mengembalikan ketangguhan Bali,” jelasnya.
Ia menerangkan bahwa banjir besar yang melanda Bali beberapa waktu lalu dipicu faktor alam dan perubahan iklim yang menggeser pola curah hujan. Kondisi itu menuntut adanya mitigasi lingkungan dengan rehabilitasi, reboisasi, dan reforestasi dari hulu sungai.
Saat banjir terjadi, curah hujan ekstrem tercatat mencapai 245,75 mm per detik dari hulu ke hilir, atau setara 245,75 liter air per meter persegi. Padahal, dari luas total 49.500 hektare DAS di Bali, tutupan hutan seharusnya mencapai 30 persen, namun kini hanya tersisa sekitar 1.500 hektare.
“Tidak melulu pohon-pohon hutan, mungkin ada pohon yang multi spesies, perkebunan, yang akan mendorong semua berpartisipasi mengembalikan lanskap itu, mulai dari Bangli turun ke bawah ini harus kita perbaiki,” kata Hanif.
Selain menanam, ia juga menekankan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati di area rehabilitasi.
“Tidak hanya melakukan penanaman, tetapi harapan kami setiap saat dilakukan perkembangan, monitoring peningkatan biodiversity yang terbangun dari tanaman-tanaman yang kita lakukan hari ini,” tuturnya. (*)