Suara Bersama

Mentan Andi Amran Dorong Pertanian Berbasis Keunggulan Daerah di Maluku Utara

Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa arah pembangunan pertanian nasional harus berlandaskan keunggulan komparatif wilayah, yakni potensi spesifik yang dimiliki setiap daerah.
Pendekatan ini dinilai penting agar pembangunan sektor pertanian menjadi lebih efektif, efisien, serta memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan petani.

Pernyataan tersebut disampaikan Amran dalam Rapat Koordinasi Hilirisasi Perkebunan Provinsi Maluku Utara yang berlangsung di Kota Ternate, Selasa (28/10). Dalam arahannya, Amran menilai bahwa Maluku Utara memiliki kekuatan besar di sektor kelapa dan rempah, sehingga perlu dijadikan fokus utama dalam pengembangan dan hilirisasi industri perkebunan di kawasan timur Indonesia.

“Kita harus dorong pertanian sesuai potensi dan keunggulan daerah masing-masing. Maluku Utara ini punya kelapa dan rempah, sesuai kultur dan budaya setempat. Kalau kita fokus pada komoditas yang unggul, hasilnya akan jauh lebih besar bagi masyarakat,” jelas Amran dalam keterangan tertulis, Selasa (28/10/2025).

Lebih lanjut, Amran menekankan bahwa pembangunan pertanian ke depan tidak boleh bersifat seragam di seluruh wilayah Indonesia. Setiap daerah perlu menyesuaikan arah pengembangan dengan karakter geografis, sosial, dan budaya lokalnya masing-masing.

“Kita tidak bisa samakan semua daerah. Fokuslah pada yang unggul. Kalau kelapa, ya dorong kelapa di sini. Jangan semua mau tanam padi. Kita akselerasi pengembangan dari hulu sampai hilir agar petani menikmati nilai tambahnya,” ujarnya.

Amran menjelaskan, kebijakan pembangunan berbasis keunggulan daerah tersebut merupakan implementasi langsung dari arahan Presiden Prabowo Subianto, yang mendorong percepatan industrialisasi pertanian dengan dukungan anggaran nasional sebesar Rp371 triliun. Dukungan ini akan diarahkan untuk memperkuat hilirisasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan ekspor produk olahan pertanian Indonesia.

Sebagai langkah konkret, Kementerian Pertanian berencana menambah luas pengembangan tanaman kelapa di Maluku Utara dari 10 ribu menjadi 15 ribu hektare. Upaya ini akan disertai dukungan berupa benih unggul, alat pengolahan, serta pendampingan teknis bagi para petani.
Program tersebut diharapkan mampu menjadikan Maluku Utara sebagai salah satu pusat industri kelapa modern dan olahan kelapa nasional.

“Kami bantu benih, alat, dan pembinaan gratis. Petani cukup siapkan lahan, pemerintah yang dampingi. Kita bisa kembalikan kejayaan kelapa Indonesia,” jelasnya.

Amran juga menyoroti pentingnya pembangunan pabrik pengolahan kelapa, pala, dan cengkeh di daerah agar nilai tambah produk tidak lagi dinikmati oleh pihak luar. Ia menilai bahwa penguatan sektor hilir akan menjadi kunci menuju kemandirian ekonomi daerah.

“Kalau kelapa kita olah jadi minyak, santan, atau coconut milk, nilainya bisa naik berkali lipat. Dunia sekarang bergeser, susu diganti coconut milk. Eropa dan Tiongkok tidak bisa tanam kelapa, hanya Indonesia dan Filipina yang bisa. Jadi kita yang harus pimpin pasar dunia,” tegasnya. (*)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

sixteen − thirteen =