Jakarta – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa Indonesia diproyeksikan mencapai swasembada pangan khususnya komoditas beras pada akhir Desember 2025.
“Pangan kita khusus beras, insya Allah tanggal 31 Desember jam 12.00 WIB, kalau tidak ada aral melintang. 30 hari lebih, 40 hari ke depan, Indonesia swasembada pangan,” kata Amran dalam pernyataan pers usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa target tersebut awalnya diperkirakan tercapai dalam kurun waktu empat tahun, kemudian dipersingkat menjadi tiga tahun, dan akhirnya disesuaikan menjadi satu tahun setelah adanya dukungan dari sisi regulasi dan pembiayaan.
Menurut Amran, percepatan itu merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, terutama untuk komoditas beras.
Selain fokus pada produksi beras, Amran mengungkapkan bahwa Kementerian Pertanian juga menargetkan pembangunan peternakan rakyat di sektor hulu. Program ini mencakup pendirian pabrik pakan dan fasilitas produksi day old chicks (DOC) guna menjaga stabilitas harga pakan, vaksin, serta obat-obatan bagi para peternak
“Kami ingin memproduksi DOC untuk rakyat agar harga pakan, harga vaksin nanti stabil. Obat-obatan stabil untuk peternak seluruh Indonesia. Ada 3.700.000 peternak kita. Kita harus jaga mereka,” kata dia.
Pemerintah juga tengah menyiapkan kebijakan terkait harga pokok penjualan (HPP) dan rencana penetapan harga eceran tertinggi (HET) untuk pakan sebagai langkah menjaga kestabilan harga di tingkat peternak.
Ia menyebutkan bahwa pembangunan pabrik pakan akan dilakukan di 12 lokasi pada tahap pertama serta 18 titik pada tahap kedua, dengan total anggaran sekitar Rp20 triliun.
“Sekali lagi ini dibangun untuk peternak-peternak kecil. Jadi ini dibangun untuk peternak-peternak kecil, untuk mendukung, mensupport peternak-peternak kecil,” ucap Amran.
Sebelumnya, pada Oktober, Amran menyampaikan bahwa produksi beras per 9 Oktober 2025 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 33,1 juta ton.
“Januari – November (2025), perkiraan produksi kita yaitu 34 juta ton pada akhir tahun, (lebih tinggi) dibandingkan dengan tahun lalu, produksi kita 30 juta ton,” ujar Amran.
Ia juga menambahkan bahwa peningkatan produksi beras—yang disebut sebagai angka tertinggi sepanjang sejarah—didorong oleh berbagai perbaikan, seperti distribusi pupuk langsung ke petani, rehabilitasi irigasi, penyaluran alat dan mesin pertanian (alsintan), penyederhanaan regulasi yang sebelumnya berbelit, serta percepatan program cetak sawah baru di berbagai daerah. (*)



